Candi Sambisari Dibuka Kembali Dengan Protokol Kesehatan

STARJOGJA.COM, SLEMAN –  Candi Sambisari Dibuka Kembali Dengan Protokol Kesehatan. Pembukaan dilakukan setelah sekian lama candi ditutup selama pandemi covid-19.

Wisatawan yang berkunjung harus mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan. Candi Sambisari yang terletak di Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman itu mulai dibuka pada Agustus lalu.

“Candi Sambisari dibuka kembali pada tanggal 15 Agustus lalu, setelah ditutup cukup lama akhirnya wisatawan dapat berkunjung kembali, dan tentunya mereka harus mematuhi prosedur dari kami seperti cek suhu tubuh dan menggunakan masker, ” Ungkap Gagah, Security Candi saa ditemui Star Jogja pada Jumat (25/9/2020).

Dari pantauan Starjogja.com, Obyek wisata Candi Sambisari masih terpantau sepi Pengunjung.

“Ya seperti ini mas kondisi Candi Sambisari sekarang masih sepi wisatawan dan pengunjung yang datang, pernah ada momen dimana Candi Sambisari di buka dan itu melonjak sampai 200 orang dalam satu hari, dan itu terjadi pada saat hari ke dua dibuka.” Ungkapnya

Ia menerangkan Pada kondisi pandemic seperti ini jam oprasioal ditutupnya Candi Sambisari sekarang di majukan, jika dulunya tutup pada pukul 16:30 WIB, kini tutup pada pukul 15:00 WIB.

“Untuk jam tutupnya Candi sekarang lebih cepat mas, karena kondisi seperti ini dan itu juga sudah menjadi keputusan dari pihak pengelola, sebelum pandemic Candi tutup pada pukul 16:30 dan biasanya molor sedikit pada pukul 17:00.” Ungkapnya

Lebih lanjut Ia mengatakan, untuk sekarang wisatawan tidak boleh naik ke Candi. Hal ini ditegaskan supaya Candi tetap steril.

“Jadi untuk wisatawan yang berkunjung silahkan dan yang ingin berfoto silahkan, tetapi tidak boleh naik ke Candi, dan wistawan ataupun pengunjung hanya boleh di sekitar Candi saja sementara ini, ” terangnya.

Sementara itu, Jujun Pemilik Warung di sekitar Candi yang  ditemui secara terpisah mengatakan, selama ditutupnya Candi Sambisari, dia mengalami penurunan dalam pemasukan ekonomi. Ini karena tidak banyak wisatawan yang datang ke warungnya.

“Selama Candi di tutup, mau gak mau saya banting setir membuat masker dan menjualnya bersama ibu ibu yang ada di sekitar lingkungan ini, Setidaknya kan ada pemasukan ,” tutupnya.

Penulis : Nurrokhim