News

Ahli : Keluarnya Trump dari Rumah Sakit Terlalu Dini

0
Perjanjian Paris
Debat calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan penantangnya Joe Biden berlangsung Rabu (30/9/2020) waktu setempat. JIBI - Nancy Junita/Youtube

STARJOGJA.COM, Info – Ahli epidemiologi menyebut keluarnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang positif Covid-19 dari rumah sakit terlalu dini. Keluarnya Trump dari rumah sakit pada Senin terlalu dini seiring dengan penggunaan obat dexamethasone yang diberikan kepada pasien kritis.

Dilansir dari Aljazeera, Minggu (4/10/2020), sejumlah ahli medis mempertanyakan kondisi Trump.

Eric Feigl Ding, epidemiologis dan anggota senior Federasi Ilmuwan Amerika kepada Al Jazeera mengatakan pemberian dexamethasone menandakan kondisi Trump mengkhawatirkan.

Baca juga : Alasan Hope Hicks Jadi Perhatian Covid-19 Trump

“WHO mengatakan [dexamethasone] hanya digunakan untuk pasien kritis dan parah. Ini tidak dianjurkan digunakan pada orang dengan kondisi tidak serius,” ujarnya.

National Institutes of Health, lanjutnya, juga mengatakan penggunaan dexamethasone hanya untuk pasien serius yang menggunakan ventilator atau oksigen tambahan.

“Senin sedikit terlalu dini untuk keluar [dari rumah sakit],” katanya.

Sementara itu, New York Times melaporkan adanya keraguan dari ahli medis tentang kondisi Trump setelah tim dokter di Walter Reed National Military Medical Center mengatakan kadar oksigen darah turun dua kali dalam dua hari setelah Trump didiagnosis positif virus Corona.

Trump juga dilaporkan mengkonsumsi steroid yang menunjukkan bahwa kondisinya lebih serius dari yang dilaporkan tim dokter.

Hal senada dikatakan Rochelle Walensky, kepala divisi penyakit menular Massachusetts General Hospital dan seorang profesor Harvard Medical School.

“Ketika seseorang membutuhkan dexamethasone, saya berpikir bahwa kondisi si pasien sedang dalam eskalasi, yang lebih dekat menuju ICU ketimbang ke rumah,” katanya.

Thomas McGinn, kepala dokter Northwell Health mengatakan penggunaan beberapa obat secara sekaligus dapat berdampak pada efektivitas obat dan meningkatkan risiko interaksi obat yang berbahaya.

“Anda memberikan remdesivir, memberikan dexamethasone, dan memberikan antibodi monoklonal. Tidak ada yang melakukan itu sebelumnya. Belum lagi famotidine dan sedikit seng dan campuran koktail, atau apa pun yang dia konsumsi,” katanya mengacu pada obat milik perusahaan bioteknologi Regeneron.

Regeneron menawarkan antibody cocktail eksperimental yang tengah diuji kepada pasien Covid-19. Trump juga menerima pengobatan remdesivir selama lima hari.

 

sumber : Bisnis

Bayu

Big Hit Entertainment Melepas 1,426 Juta Saham

Previous article

Bos BTS Orang Terkaya Ke-14 di Korea Selatan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News