FeatureNews

Gerakan Surah Buku, Budaya Aceh untuk Minat Baca Indonesia

0
Gerakan Surah Buku
Gerakan Surah Buku budaya dari aceh meningkatkan minat baca (Rizqi F)

STARJOGJA.COM, Info – Sikap sadar akan menumbuhkan minat baca di Indonesia saat ini telah semakin berkembang. Seakan tak pernah kehabisan ide, Iskandar, salah satu masiswa dari Aceh yang ada di Jogja mencetuskan kegiatan Gerakan Surah Buku (GSB).

Gerakan Surah Buku adalah kegiatan membedah buku secara bersama-sama. Siapa yang menyangka jika ternyata kegiatan tersebut ia bawa dari budaya yang ada di Aceh.

Singkat cerita pada zaman dahulu di Aceh banyak orang-orang tua yang buta huruf, jadi orang-orang yang pandai seperti ustad atau siapa saja yang mengerti kitab, mereka berupaya untuk membedahnya. Mereka membedah dengan tujuan agar orang-orang yang buta huruf tersebut bisa mengerti apa isi yang terkandung di dalam kitab.

Baca juga : Terban, Tempat Toko Buku Incaran Mahasiswa

“Jika kita kontekskan ke jaman sekarang Gerakan Surah Buku ini lebih untuk meningkatkan minat baca dari kawan-kawan. Mungkin belum bisa menjamah seluruh wilayah di Indonesia, tapi paling kami bisa menumbuhkan minat baca dari orang-orang di sekitar kami,” tutur Abdul Karim, salah satu anggota dari Gerakan Surah Buku.

“Satu orang membacakan buku yang lainnya mendengarkan, kemudian mereka diskusikan bersama apa isi yang terkandung dari buku yang dibaca tersebut. Ya, seperti itulah pola yang mereka gunakan.”

Terkait dengan buku apa yang ingin dibedah, mereka sama sekali tidak membatasi genre. Artinya mereka bisa saja membedah segala jenis buku sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Berkat ketekunan dan kesabaran para anggotanya, Gerakan Surah Buku telah berjalan kurang lebih sekitar 5 tahunan. Bahkan gerakan ini telah berekembang pula di kota Bandung dan Aceh sendiri.

Gerakan yang diberlangsungkan setiap Jumat malam di Asrama Sabena, Tamsis ini tidak membatasi siapa saja yang ingin ikut. Mereka membuka untuk umum dan ternyata banyak orang umum yang juga tertarik mengikutinya.

“Kita buka untuk umum kok, malah kadang banyak temen-temen yang bukan dari Aceh juga kok yang datang,” ucap Abdul Karim.

Harapan mereka sebenarnya cukup sederhana yaitu mereka ingin gerakan ini selalu berproses dengan konsisten. Mereka juga menginginkan gerakan ini bisa menjadi jawaban untuk teman-teman pencari ilmu.

Menurut mereka gerakan ini seperti sekolah jalanan yang layak yang bahkan di kampus pun tidak didaptkan. Jadi apapun yang akan mereka lalui kedepannya, mereka akan tetap berusaha untuk menjalankan dan mengembangkan gerakan ini.

Penulis: Risqi Febriana S

Wartawan dalam Pameran Wajah-Wajah Para Sahabat

Previous article

Trending di Twitter, Cara Nia Ramadhani Mendidik Anak

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature