FeatureNews

Rokok Linting Menjadi Tren Baru Kaum Muda Jogja

0
rokok linting
rokok linting (Febryanti ds)

STARJOGJA.COM, Info – Tembakau dengan nama latin Nicotiana Tabacum merupakan tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Tembakau di kalangan anak muda menjadi primadona kaum muda dengan rokok linting.

“Dulu saya ilfell kalau lihat orang melinting, eh kok sekarang malah nge-hype banget,” ungkap Yusab Alfa, mahasiswa semester akhir UNY, Rabu (14/10/20).

Yusab mengatakan sebenarnya dirinya menggunakan rokok linting sejak pertama tinggal di Jogja, jauh sebelum rokok linting digemari kaum muda. Selain harganya yang murah, rasa yang enak menjadi pilihannya sekaligus cara pembuatannya pun tergolong unik.

Baca juga : Kian Panas, #RedbonsHargaRokok Jadi Trending Topic Twitter

“Kalau saya lebih suka tidak pakai alat, pakai alat ribet musti dibawa kemana-mana. Kalau melinting sendiri sensasinya lebih kerasa, apalagi kalau dicampuri dengan cengkeh atau teh jadi manteb banget rasanya,” ungkap Yusab.

Toko tembakau di Yogyakarta mulai bermunculan yang menyajikan harga bervariasi mulai dari Rp 10.000- Rp 30.000 per ons. Pembeli tidak perlu khawatir karena setiap toko biasanya menyediakan tembakau untuk dicoba secara gratis agar mengetahui rasanya.

“Jenis-jenisnya sih banyak banget ya. Tapi yang lagi rame dikumpulan saya tembakau dari Temanggung, Boyolali, Wonosobo dan Madura,” ungkap Yusab.

Rokok lintingan menjadi populer dan naik daun pasca kenaikan cukai rokok pabrikan. Naik daun inilah membuat melinting menjadi bahan gunjingan, pelinting dipandang sebagai orang miskin yang tidak mampu membeli rokok pabrikan.

“Kan harga rokok lagi naik. Nah bisa tuh rokok linting dijadiin pilihan buat yang pengen hemat. Saya dulu bisa menghabiskan 2 pak rokok dengan harga 20 ribu per pak. Sekarang 20 ribu bisa buat seminggu. Itung-itung juga bantu para petani lokal, lebih cinta negeri,” katanya.

Penulis : Febryanti ds

Trending di Twitter, Cara Nia Ramadhani Mendidik Anak

Previous article

Komunitas Utusan Negeri Dongeng Lawan Minimnya Ruang Dongeng

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature