FeatureNews

Nostalgia Kamera Analog di Pasar Klithikan

0
kamera analog
kamera analog Pak Agung Klithikan (M Hadi)

STARJOGJA.COM, Info – Perkembangan zaman ke era digital mempengaruhi dunia fotografi. Dahulu, kamera analog menjadi primadona walaupun harus melewati beberapa proses dahulu untuk menghasilkan foto.

Di Yogyakarta sendiri terdapat sebuah pasar dengan nama Klithikan Pakuncen yang merupakan tempat para pelapak untuk menjajakan dagangannya, pasar ini khusus untuk menjual barang-barang seperti sparepart motor beserta onderdilnya, gadget bekas, pakaian, jam tangan sampai barang antik juga tersedia disana. Hingga kaki berhenti melangkah ketika melihat papan nama toko yang bertuliskan “ Agung Kamera ”.

Mampir sejenak ke toko tersebut sambil melihat-lihat beberapa kamera yang dulu orang sering menyebutnya tustel, semua kamera tersebut tersusun rapih di etalase toko yang sedikit berdebu tersebut sampai tak lama kemudian ada suara dari arah belakang. “Monggo mas ,” kata Agung pemilik toko kamera analog yang berada di pasar Klithikan Pakuncen ini.

Baca juga : Harga Fujifilm Instax SQ6, Kamera Rasa Instagram

Niat hati hanya ingin melihat-melihat saja namun apa daya saya terjebak obrolan serius dengan pak Agung mengenai toko yang beliau punya dan soal kamera analog ini. Agung sendiri menceritakan memang pada dasarnya ia sendiri hobi untuk mengoleksi barang-barang antik dan sering hunting barang-barang antik yang ia inginkan, sampai suatu ketika pada saat ia mencari sebuah barang antik tanpa sadar ia menemukan sesuatu yang tidak asing baginya yaitu kamera analog tersebut.

Ia tak tau seri pasti kamera yang saat itu ia miliki, tetapi setelah mendapatkan kamera itu pikirannya langsung kembali ke masa lalu saat ia masih duduk dibangku SMA. Ia mengaku sewaktu SMA  mengikuti ekstrakurikuler fotografi dan sejak saat itu ia senang memotret momen penting baginya.

 

“Saya loh mas dulu saking sukanya motret, sampai naik gunung, berkemah itu kamera analog tidak pernah lepas dari tangan saya,” ujar Agung berseloroh.

Terkait soal kamera analog yang sedang digandrungi oleh remaja-remaja saat ini Agung juga memiliki tanggapannya sendiri, menurutnya siapapun yang menggunakan kamera analog adalah orang yang beruntung karena pada kamera analog itu sendiri kita bisa belajar apa itu proses.

 

“Menurutku kamera zaman sekarang itu esesnsi seninya kurang karena instant, orang juga ga bisa menghargai momen demi momen,” kata Agung.

Sementara, kalau memakai kamera analog harus memakai roll film juga dan di roll film itu terdapat batas jepretan, maka dari itu orang yang menggunakan analog lebih bisa menghargai momen.

Makin kesini harga-harga kamera analog ini beranjak naik dengan trend yang semakin menyebar luas di seluruh Indonesia. Namun yang jadi perhatian dari  Agung, adalah kenaikan harga roll film yang cukup signifikan, mulai awalnya hanya Rp. 45.000 sekarang bisa mencapai Rp. 100.000.

 

Hal ini menurutnya disebabkan oleh nilai tukar rupiah dengan dollar dan beberapa mata uang asing yang kian meninggi dan juga disebabkan sudah langka barang-barang ini ditemukan. Karena pabrik atau perusahaan kamera-kamera saat ini lebih memilih berlomba-lomba menciptakan produk digital.

“Dulu loh aku pas SMA beli roll film harga masih Rp. 1.500 sekarang kok ya sudah tinggi banget, mungkin karena COVID juga kali ya mas? ,” ujar  Agung.

Pada saat itu Agung tampak seru bercerita sampai lupa kalau waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB yang mana itu adalah waktu tutupnya pasar Klithikan Pakuncen dan dengan terpaksa obrolan kami saat itu terhenti juga.

“Kalau mau belajar analog lihat di Youtube saja mas, 3 kali nonton pasti langsung jago hahaha ,” ujar  Agung sebelum menutup gerai.

Penulis: Muhammad Hadi Fathoni

Bayu

Presidium KAMI : Tidak Merebut Kekuasaan

Previous article

Lionel Messi Tidak Lagi Berhasrat Mencetak Gol

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature