FeatureNews

Sejarah yang Tersimpan di Rumah Pocong Sumi

1
Rumah Pocong Sumi
rumah menteri agama di kotagede itu dikenal dengan Rumah Pocong Sumi (Nurrokhim)

STARJOGJA.COM, Info – Rumah bersejarah yang berada di Jalan  Mondorakan, Gang Soka, Kotagede, Yogyakarta lebih dikenal dengan sebutan rumah pocong sumi. Sebutan ini karena banyaknya cerita mistis yang mulai bermunculan dari rumah tersebut, ditambah suasana mistisnya beserta  kisah terdapat dua sosok pocong yang tinggal di bangunan itu.

Pemilik rumah bersejarah itu adalah keluarga dari Atmo Sudigdo, beliaulah yang membangun rumah itu di kawasan Kotagede, Yogyakarta. Kini rumah bersejarah itu lebih dikenal dengan hal mistis yang bersemayam dibangunan tersebut.

Bangunan yang menyimpan misteri dua sosok pocong itu ternyata masuk ke dalam cagar budaya. Rumah itu terdapat satu kamar dari tiga kamar yang tidak bisa dimasuki pengunjung ketika datang kerumah itu, kamar yang dikunci adalah milik Prof. Dr. Muahmmad Rasjidi bekas menteri agama kedua era Soekarno.

“Dikamar yang dikunci itu ada berangkas yang berisikan perhiasan milik keluarga beliau (Pak Rasidi), dan kunci kamarnya dibawa sama yang punyanya,”ujar Pak Nono penjaga rumah.

Rumah yang akrab dengan sebutan pocong sumi tersebut pernah dijadikan sebagai tempat prewedding dari calon pengantin, meskipun rumah itu menyimpan banyak misteri dan hal ganjil, tetapi suasana rumah tersebut sangat sejuk dan nyaman untuk dikunjungi.

Banyak hal yang tidak masuk akal dan aneh ketika memasuki rumah tersebut. Bahkan seringkali terjadi  kesurupan diteras maupun di sekitar rumah tersebut. Hal itu terjadi karena mereka (makhluk) yang tinggal di bangunan itu tidak suka diganggu pada jam jam tertentu.

Terdapat satu kamar yang bisa dimasuki ketika berkunjung yaitu kamar yang ditinggali mbah Sumi (pocong sumi), jika pengunjung masuk ke dalam satu kamar itu maka akan mencium aroma wangi dari minyak kasturi kijang, hal itu terjadi karena sosok sumi itu dulunya bekerja sebagai sinden dan penari.

“Mbah sumi itu dulunya sinden sama penari, jadi wangi itu (melati) dari dia karena itu ciri khas dari sinden dan penari dulu,” ujarnya

Penulis Nurrokhim

Bayu

Mengintip Serunya Bermain Layangan Jepret

Previous article

Perubahan Nomenklatur, Tidak Ada Lagi Desa di Sleman

Next article

You may also like

1 Comment

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature