Feature

Sejarah Masjid Pathok Negoro Babadan

0
Masjid Pathok Negoro
Masjid Pathok Negoro (Novi N)

STARJOGJA.COM, Info – Sebagai kerajaan Islam, Keraton Kasultanan Yogyakarta memiliki cukup banyak bangunan masjid. Di wilayah kekuasaan Keraton Yogyakarta terdapat empat masjid bernama Masjid Pathok Negoro.

Empat masjid tersebut berada di sisi barat, utara, timur, dan selatan Keraton Yogyakarta.

“Kenapa dibangun beberapa masjid dan tersebar dibeberapa sisi itu karena sebenarnya masjid adalah benteng diluar keraton,” ujar Pak Winto (63), salah satu juru kunci Yogyakarta (31/10/2020).

Masjid Ad-Darojat Babadan adalah salah satu masjid pathok negara yang didirikan oleh Sultan HB I pada tahun 1774.

Baca juga : 250 Masjid Disemprot Disinfektan

Masjid yang terletak di Dusun Babadan Kauman, Kelurahan Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul tersebut mengalami sejarah yang panjang.

“Sebenarnya ada banyak sekali serupa tapi sebagian sudah direnovasi semua. Kasultanan Yogyakarta memiliki banyak masjid, tetapi yang memiliki fungsi Pathok Negoro hanya empat masjid, yaitu masjid Pathok Negoro Mlangi, Plosokuning, Dongkelan dan Babadan ini,” imbuhnya.

Hal yang menarik dalam perjalanan sejarahnya, keberadaan masjid ini pernah dipindahkan kolonial Jepang. Dipindah dari Bantul ke Jalan Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta.

Pemindahan dilakukan karena Jepang akan membangun pangkalan pesawat di sekitar berdirinya masjid. Setelah dipindahkan, di Sleman ternyata masjid tak terurus. Kehidupan keagamaan warga di sekitar seakan mati suri, tidak seperti di tempat awal.

Pada tahun 1960, masjid pun dikembalikan. Ide awal pembangunan kembali masjid ini di tempat semula dilakukan oleh salah seorang warga Babadan. Namanya pun kini disematkan menjadi bagian dari nama masjid, “Ad Darojat”. Nama Ad-Darojat sendiri berasal dari nama kecil Sri Sultan Hamengkubuwono IX yaitu Darojatun.

“Masjid Pathok Negoro Babadan pada awal berdirinya selain digunakan untuk tempat beribadah, juga digunakan sebagai pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta wilayah Timur,” pungkasnya.

Novi Nabelasari

Bayu

Gelombang Tinggi, Hati-hati Bermain di Pantai

Previous article

Mengenal Pasar Senthir Jogja, Surga Barang Bekas

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature