Feature

Keinginan Raja Egrang Yogyakarta di Era Teknologi

0
Raja Egrang Yogyakarta
Raja Egrang Yogyakarta (M Hadi)

STARJOGJA.COM, Info – Perkembangan teknologi saat ini bisa dibilang sangat berpengaruh terhadap setiap aspek kehidupan manusia terasa pada bidang hiburan yang salah satunya adalah permainan. Permainan anak-anak saat ini semua berbau online yang mana saat ini sangat menarik minat anak-anak diseluruh dunia, hal ini berdampak pada permainan tradisional yang mulai terlupakan. Disebuah rumah petakan Mbah Yudi Karyono seorang pengurus Paguyuban Noto Roso Yogyakarta atau yang lebih dikenal Raja Egrang bercerita bagaimana misinya untuk kembali melestarikan mainan tradisional yang mulai dilupakan yaitu egrang.

Dia bercerita bahwa sekarang ini anak sekarang itu kerjanya cuma main permainan dari android saja, itu membuat anak-anak jaman sekarang itu tidak terlalu tahu betapa banyaknya permainan tradisional yang lebih menyenangkan.

” Aku kalau sudah punya misi, bisa gila-gilaan mas. Anak-anak jaman sekarang harus tahu soal egrang ini ,” kata Mbah Yudi saat bersemangat bercerita.

Baca juga : Ayo Dolanan Anak Di Halaman Candi Seru Lhoo

Saat disinggung kenapa egrang yang ingin dilestarikannya, Mbah Yudi menjelaskan secara detil soal asal muasal egrang yang berbahan dasar bambu.

” Egrang itu dari bambu mas, nah bambu ini di setiap tubuhnya itu berguna bagi kehidupan manusia. Daunnya bisa untuk membungkus tempe atau olahan makanan lainnya, batangnya bisa dijadikan perabotan rumah tangga dan alat-alat bantu lainnya, akarnya sendiri berguna untuk tanah.”

Untuk egrang sendiri itu berguna melatih motorik dari seseorang baik dia masih kecil maupun dewasa, egrang juga bisa melatih keseimbangan seseorang menurut Mbah Yudi.

” Tapi tetap mas, sasaran kita itu anak-anak kecil jaman sekarang, biar motorik tubuhnya itu bekerja semua ,” ujar Mbah Yudi.

Mbah Yudi sendiri bercerita dia pernah menempuh perjalanan jauh menggunakan egrang dari Yogyakarta-Jakarta dan Yogyakarta-Surabaya untuk menaikkan lagi nama egrang tersebut.

” Satu setengah bulan ku tempuh mas untuk ke Jakarta itu, alhamdulillah banyak anak-anak yang tertarik nanya, Mbah ini namanya apa mbah? .”

Menurut Mbah Yudi anak-anak itu harus ditarik perhatiannya bukannya di suguhi lalu dipaksa untuk mencoba, itu tidak akan berhasil untuk merubah mindset anak-anak.

” Kedepannya aku kepingin punya sanggar atau padepokan yang khusus untuk semua mainan tradisional bukan hanya egrang saja, agar semua tetap terlestarikan mas ,” tutup Mbah Yudi.

Penulis : Muhammad Hadi Fathoni

Cerita Awal Membangun Wisata Kalinampu Natural Park

Previous article

Pemkot Didorong Tambah Lokasi Wifi Publik

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature