News

Elektrifikasi KRL Yogyakarta Solo Capai 91 Persen

0
pelonggaran masker
Ilustrasi-Penumpang kereta commuter line (KRL) menggunakan masker saat berada di Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis - Himawan L Nugraha

STARJOGJA.COM, Info – Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah Putu Sumarjaya mengatakan pembangunan jalur elektrifikasi (KRL) Yogyakarta Solo sepanjang 60 km telah mencapai 91 persen. Putu Sumarjaya mengatakan jalur elektrifikasi KRL Yogyakarta Solo ini menelan anggaran hingga Rp1,2 triliun dengan kontrak tahun jamak sejak 2019.

Ruang lingkup pekerjaannya mencakup tiga hal yakni pekerjaan substation yakni pengadaan peralatan dan Scada, pengadaan bangunan sipil gardu, serta pekerjaan instalasi. Kemudian pekerjaan listrik aliran atas (LAA) yakni material peralatan, instalasi, serta uji coba KRL Yogyakarta Solo.

Selanjutnya pekerjaan terakhir adalah Modifikasi sinyal elektrik Yogyakarta–Lempuyangan dan penggantian persinyalan elektrik di Stasiun Solo Balapan. Elektrifikasi  dilakukan sepanjang 60 km jalur Yogyakarta–Solo.

Baca Juga : Prameks Segera Berhenti Diganti KRL Akhir Tahun

“Secara keseluruhan mulai 2019 mudah-mudahan bisa dioperasikan pada 2021. Dengan progres fisik mencapai 91 persen menyisakan pekerjaan finishing fasilitas pendukung operasi. Peresmian pada Februari 2020,” ujarnya, Selasa (19/1/2021).

Pengerjaan elektrifikasi, paparnya, dilakukan total di 11 stasiun. Menurutnya untuk mempermudah masyarakat, aksesibilitas stasiun pun bertambah dari yang semula hanya enam stasiun pada saat KA prameks beroperasi.

Sumber daya kelistrikan akan berasal jaringan daya dari lima sumber daya PT Perusahaan Listrik Negara (persero) yang didistribusikan ke delapan gardu listrik substastion. Pembagian daya dilakukan untuk mengantisipasi gangguan daya di sebuah stasiun sehingga masih dicover oleh sumber daya di PLN.

Putu mejelaskan setidaknya ada empat tantangann di lapangan dalam mebangun elektrifikasi ini. Pertama karena masalah utilitas kabel PLN yang banyak melintas di jalur, penertiban lahan untuk jalur simpan di emplasemen Klaten, perubahan desain track layout di emplasemen Solo Balapan, hingga pengadaan material impor terlambat saat pandemi Covid-19.

Sumber : Bisnis

Kisah Misli Pedagang Nasi Goreng Keliling Tak Sadarkan Diri

Previous article

PMI Ajak Penyintas Covic-19 Donor Plasma Konvalesen

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News