Flash Info

Pemerintah Jepang Bentuk Menteri Kesepian

0
sampel COVID-19
Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg - Kiyoshi Ota

STARJOGJA.COM, Info – Tingginya kasus bunuh diri yang meningkat di tengah pandemi Covid-19 membuat pemerintah Jepang menunjuk Menteri Kesepian (Minister of Loneliness). Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menunjuk Tetsushi Sakamoto, seorang anggota kabinet yang sudah mencoba meningkatkan angka kelahiran negara yang tertekan itu, ke jabatan baru sebagai Menteri kesepian.

Suga mencatat awal bulan ini bahwa wanita Jepang telah berjuang melawan depresi sejak pandemi virus corona dimulai sekitar setahun yang lalu. BBC melaporkan hampir 880 wanita bunuh diri di negara itu pada Oktober, meningkat 70 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga : Evakuasi WNI, Cerita Humaidi Yang Gagal Dievakuasi dari Wuhan

“Wanita khususnya merasa lebih terisolasi dan menghadapi peningkatan bunuh diri. Saya ingin Anda memeriksa masalah ini dan mengajukan strategi yang komprehensif,” katanya kepada menteri baru, seperti dikutip New York Post, Selasa (23/2).

Sakamoto kemudian mengatakan bahwa dirinya berharap dapat mempromosikan kegiatan yang mencegah kesepian dan isolasi sosial serta melindungi hubungan antar manusia. Dia akan mencoba untuk melakukan koordinasi yang lebih baik dan membentuk forum darurat untuk membahas berbagai masalah.

Pakar di bidang bunuh diri asal Jepang Michiko Ueda mengatakan kepada BBC bahwa sebagian dari masalah bunuh diri di negara itu melibatkan banyak wanita yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Menurutnya banyak perempuan yang tidak menikah dan menopang kehidupan mereka sendiri.

“Jadi ketika sesuatu terjadi misalnya pandemi ini, tentu saja mereka akan terkena dampak yang sangat keras,” ujarnya.

Menurut lembaga Lifull Co, ada banyak juga kelompok milenial Jepang yang hidup sendiri. Mereka menjadikan lingkungan kerja sebagai sumber utama sosialisasi langsung. Selebihnya, rumah hanya menjadi tempat istirahat dan tidak ada interaksi sosial lain.

Manjo Shimahara, kepala lembaga lifull Co menggambarkan kehidupan milenial Jepang dengan bekerja dari pagi hingga malam, bersantai sejenak setelah kerja atau makan bersama teman, kemudian pulang ke rumah.

“Satu-satunya tempat di mana mereka membeli bahan makanan mungkin adalah toko serba ada di dekat rumah, di mana mereka hampir tidak berbicara dengan siapa pun. Bagi mereka rumah hanyalah tempat mereka kembali dari bekerja untuk tidur,” katanya.

Dia melanjutkan pandemi virus corona telah membuat banyak orang lajang menyadari kenyataan tentang bagaimana mereka tidak mengenal siapapun di lingkungannya sendiri dan betapa mereka tidak memiliki orang dan lingkungan yang membantunya.

 

Sumber : Bisnis

Tak Ingin Tubuh Anda Menua Lebih Cepat kan? Ini Resepnya

Previous article

Ada Upaya Demokrat Menjadi Partai Keluarga SBY

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info