FeatureFlash Info

Cerita Pelukis Muda Kelahiran Sentani Melukis Sultan HB IX

0
pelukis muda Sentani
pelukis muda Sentani (diasta nikki)

STARJOGJA.COM, Info – Ignasius Dicky Takndare atau yang akrab dipanggil Dicky adalah pelukis muda kelahiran Sentani, Papua 6 Juni 1988 yang sudah 16 tahun tinggal di Yogyakarta. Sejak kecil Dicky sudah mempelajari dasar-dasar dari seni lukis hingga memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Dicky selalu menyukai seniman realis Renaissance. Dia juga suka menjelajahi dan melampaui batasan, seperti memadukan teknik realis yang kuat dengan seni pop. Dicky bersuara melalui karya-karyanya, ia ingin kembali menghidupkan warisan tradisional nenek moyangnya dari Papua yang semakin hari semakin tergerus modernisasi.

Baca juga : Tahta Untuk Rakyat, Pameran Lukisan Sultan Hamengku Buwono IX

Sejak tahun 2000 sudah banyak penghargaan yang ia dapatkan dari berbagai kompetisi melukis bertaraf daerah hingga global. Karya-karya buatannya juga banyak yang di ikut sertakan dalam pameran lukisan baik di dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2013 ia juga pernah melakukan solo pameran dalam rangka menyelesaikan Proyek Akhir nya di ISI Yogyakarta.

Pada Maret 2021 ini Dicky memiliki kesempatan untuk bergabung dalam pameran bertajuk Tahta Untuk Rakyat – Sultan Hamengku Buwono IX yang digelar 20 Maret – 25 April 2021 di Jogja Gallery. Sebuah pameran lukisan yang merupakan ilustrasi tentang perjalanan hidup Sultan Hamengku Buwono IX dari lahir hingga wafat. Dalam pameran kali ini Dicky melukis sesosok wanita tua membawa sebuah foto berpigura di pangkuannya, foto Sultan Hamengku Buwono IX yang di beri judul “Mbah Mugi”.

“Bagi saya Jogja adalah rumah bagi segala bangsa bukan hanya dari negara ini (Indonesia), tetapi juga yang dari luar negeri, saya persembahkan lukisan ini untuk Jogja,” jelas Dicky mengenai inspirasi dari lukisan yang dibuatnya.

Sosok dalam lukisan merupakan sosok nyata bernama Mbah mugi, salah seorang tetangga Dicky ketika tinggal di Jogja yang pekerjaan sehari-harinya berjualan di pasar. Dari Mbah Mugi ia belajar untuk hidup sederhana dan menghargai sesama manusia.

Sifat yang juga ditunjukkan oleh Sultan Hamengku Buwono IX semasa hidupnya yang sederhana, dekat, dan selalu mengutamakan rakyat dan bangsanya.

“Saya ingin lukisan ini, pameran ini menjadi pesan damai pesan kasih,” imbuhnya.

Penulis : Diasta Nikki

Cara Keturunan Jawa di Kinniya Sri Lanka Menyambung Bathin dengan Leluhurnya

Previous article

Meski Dilarang, Ribuan Perantau Karanganyar Tetap Mudik

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature