Pendidikan

Gama Ayam Dalam 7 Bulan Menjadi Ayam Super

0
Gama Ayam
Peternak mengambil telur ayam broiler di salah satu peternakan di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (7/3). - Antara/Aditya Pradana Putra

STARJOGJA.COM, Info – Para peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) kemudian mengembangkan ayam hibrida yang diberi nama Gama Ayam. Gama Ayam merupakan persilangan ayam lokal dengan ayam dengan tingkat perkembangbiakkan tinggi. Ayam yang dipersilangkan adalah ayam lokal Pelung dari Cianjur dan Ayam Broiler.

Penelitian ini sudah dikembangkan UGM sejak 2009. Setelah dilakukan penelitian selama lebih kurang 7 tahun lamanya, Gama Ayam berhasil menjadi seekor “ayam super” yang dalam waktu 7 pekan sudah bisa mencapai bobot 1,5 kg, atau sudah bisa dipanen.

Baca Juga : 3.500 Ayam Disembelih dalam Wilujengan Madilakiran Ki Ageng Wonokusumo

Sejak tahun 2016, “Ayam Super” Gama Ayam ini telah diserahkan pengembangbiakkan serta pengolahan-nya kepada masyarakat desa binaan Fakultas Biologi UGM, yakni Desa Beji di Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Pencetus Gama Ayam adalah Prof. Budi Setiadi Daryono.

“Kalau kita mengandalkan ayam kampung dan ayam lokal kita yang kemampuan reproduksinya juga rendah, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan-nya juga rendah, bisa-bisa, ayam kampung kita dan ayam lokal kita habis, kalau digunakan untuk ayam konsumsi,” tutur Budi sebagaimana dikutip dari laman resmi UGM, Minggu (20/6/2021).

Keunggulan Gama Ayam dibandingkan ayam buras yang sekarang banyak beredar adalah rasanya yang gurih menyerupai rasa ayam kampung dan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan ayam kampung biasa. Selain itu, ayam ini lebih adaptif terhadap lingkungan di Indonesia serta toleran terhadap penyakit.

Disebutkan, ayam kampung asal Indonesia jarang yang terjangkit oleh virus Flu Burung (H5N1), sedangkan ayam broiler lebih mudah terjangkitnya karena daya adaptasi dan ketahanannya terhadap penyakit. Keunggulan lainnya dari Gama Ayam juga memiliki kelebihan bisa diberi pakan apa saja, sehingga tidak memerlukan kosentrat atau makanan pabrikan.

Menurut Budi, penelitian Gama Ayam ini karena prihatin bahwa produksi ayam nasional 83,8p persen masih dipenuhi oleh ayam ras dan hanya 16,2 persen dari jenis ayam lokal. Padahal, Indonesia berpotensi untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan bibit ayam pedaging karena memiliki biodiversitas ayam lokal yang tinggi.

Selama ini daging ayam merupakan sumber protein hewani terbesar masyarakat Indonesia dengan konsumsi sebesar 4,01 kg/orang/tahun atau 85 persen dari konsumsi per kapita daging segar nasional. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi daging sapi yang hanya 0,37 Kg/orang/tahun (7,8 persen).

Sumber : Bisnis

Milenial Jogja Deklarasikan Sahabat Ganjar

Previous article

Bantul Segera Recofusing Anggaran untuk Covid-19

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Pendidikan