Pendidikan

Kolaborasi Interprofesional Perkuat Layanan Kesehatan Primer Perlu Ditingkatkan

0
Kasus Covid-19 DIY
Ruang instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro - Pool

STARJOGJA.COM, Info – Dekan FKKMK UGM, Ova Emilia mengatakan pentingnya peningkatan kolaborasi interprofesional dan pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan. Hal tersebut dibutuhkan untuk memperkuat layanan kesehatan primer sebagai garda depan pelayanan kesehatan masyarakat.

Ia menyebutkan penguatan kapasitas sumber daya kesehatan (SDM) menjadi salah satu poin penting untuk menunjang peningkatan kualitas layanan kesehatan primer. Karenannya, melalui proses pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan berkualitas serta didiukung pendidikan lintas profesi maupun penguatan pengetahuan kesehatan populasi diharapkan mampu meningkatkan mutu layanan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat.

“Tantangan pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan Indonesia saat ini adalah pendidikan berbasis kebutuhan dan minat. Disinilah peran institusi pendidikan sangat besar menyiapkan calon-calon lulusannya agar mau bekerja di lapangan. Tidak hanya mencetak lulusan kompeten,tetapi juga berjiwa kemanusiaan menangani persoalan kesehatan di level hulu/masyarakat,” paparnya, Senin (19/7).

Baca juga : Catur Pilar Kolaborasi Penanganan Masalah kesejahteraan Sosial di DIY

Persoalan peningkatan kolaborasi interprofesional dan pendidikan untuk penguatanan layanan kesehatan primer ini nantinya akan didiskusikan bersama oleh para pakar dari berbagai negara di dunia dalam konferensi internasional “The Network: Toward Unity for Health (TUFH) 2021”, yang akan digelar tanggal 20-23 Juli 2021 secara daring. Dalam konferensi yang mengusung tema “Enhancing Interprofessional Collaboration and Learning for Strengthening Primary Health Care” ini akan diikuti ratusan akademisi maupun praktisi dari negara-negara di Asia, Afrika, Amerika, Australia maupun Eropa. Tahun ini FKKMK UGM dipercaya kembali menjadi tuan rumah konferensi TUFH, setelah sebelumnya menjadi tuan rumah pada tahun 1990-an.

“Melalui konferensi ini harapannya bisa meningkatkan kapasitas SDM yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan mampu mewujudkan kesehatan bagi semua ,” katanya dalam Konferensi Pers secara daring, menyongsong penyelenggaraan konferensi internasional THUF.

Executive Director of TUFH, Nicholas Torres menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada negara dunia yang sukses dalam kolaborasi interprofesional. Namun begitu, upaya peningkatan kolaborasi interprofesional perlu terus dilakukan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik.

“Ketercapaian kolaborasi interprofesional di berbagai wilayah memang belum ada yang 100 persen sukses karenanya kolaborasi antar profesional tenaga kesehatan perlu lebih ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,” katanya.

Karenanya ia berharap lewat konferensi internasional nantinya bisa dibahas bersama upaya-upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Selain itu juga ajang berbagi hasil penelitian terkait pendidikan interprofesional, pendidikan berbasis komunitas, akuntabilitas sosial, pelayanan kesehataan primer, serta berbagai inovasi pendidikan.

Ketua Panitia TUFH 2021, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD., menjelaskan konferensi internasional TUFH 2021 nantinya akan diikuti sekitar 300-an peserta dari berbagai negara di dunia. Menghadirkan empat narasumber yaitu Prof. Ova emilia, Yassein El Hussein, Donal Li, serta Janet Grant.

Konferensi ini tidak hanya akan membahas terkait pndidikan interprofesional. Namun berbagai isu akan turut didsikusikan antara lain kerjasama antar komunitas dalam meningkatkan kesehatan komunitas, akuntabilitas sosial pendidikan interprofesional, penanggulangan pandemi Covid-19, serta memperkuat jejaring dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat termasuk di daerah pinggiran.

Bayu

Vaksinasi Jemput Bola ala Binda DIY

Previous article

Alasan Banyak Peneliti Indonesia Memilih Karier di Luar Negeri

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Pendidikan