FeatureHealth

Positif Covid-19, Maka Perlu Afirmasi untuk Sembuh

0
pembunuhan di Amerika Serikat
Maria Velez dari Orlando, Florida, memeluk nisan putranya Stephen di Ohio Western Reserve National Cemetery pada Memorial Day, di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Seville, Ohio, Amerika Serikat, Senin (25/5/2020)/Antara/Reuters-Aaron Josefczyk/TM - aa.

STARJOGJA.COM, Info – Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia juga dunia berimbas pada psikologi masyarakat terutama yang positif Covid-19. Ahmad Ahadi Samsu Dhuha Direktur RSJ Grasia mengatakan bagi yang positif Covid-19 maka harus membangun pikirannya untuk afirmasi agar sembuh dari Covid-19.

“Apa yang harus dilakukan oleh kita, oleh seseorang, yang rentan maka satu, kegiatan membangun konsistusi afirmasi, afirmasi itu berpikiran positif saya mampu sembuh,” katanya 19 Juli 2021.

Ahmad mengatakan jika ada warga yang positif Covid-19 maka perlu ada sistem untuk menguatkan pasien itu. Salah satunya tim penanganan Covid-19 harus mampu mengelola psikologis pasien dengan afirmasi.

“Maka apa yang harus dilakukan untuk sembuh. Cari informasi, tanya petugas lalu konfirmasi semua informasi yang menurutnya kontra produktif,” katanya.

Ahmad mengatakan tim penanganan harus jeli melihat masyarakat yang bisa juga menjadi kelompok rentan karena divonis positif Covid-19. Sebab jika tidak bisa mengatur psikologis pasien maka akan memperberat kasus Covid-19.

“Kalau tidak berdaptasi, petugas tidak bisa memanage psikomentalnya maka yang awalnya tidak berat maka menjadi berat covid-19. Adrenalin terpacu, sehingga virus berkembang di dalam tubuh,” katanya.

Ahmad menceritakan isoman yang dilakukan karena kontak dengan orang positif Covid-19. Ia pun melakukan afirmasi atau berpikiran positif.

“Afirmasi yang saya bangun itu apa, ini kesempatan saya untuk istirahat, dan belakangan terasa saya enak. Menikmati isoman, justru istirahat pikiran dan tubuh,” katanya.

Ia meminta masyarakat agar dapat mengelola psikologi saat pandemi Covid-19 dengan tidak perlu cemas berlebihan. Sebab, jika cemas berlebih maka dampaknya akan mengganggu sistem imunitas tubuh.

“Contoh akibat covid-19 di psikologis muncul kegelisahan psikosomatis. Tadinya jantung berdebar sedikit saja dikira penyakit jantung. Susah tdur mengira ada penyakit lain. Gangguan kecemasan, gangguan tidur dan gangguan psikosomatis,” katanya.

Ahmad mengatakan jika tidak dapat mengelola stres maka dapat menjadi depresi. Lalu dari depresi menjadi depresi berat, lalu jadi gangguan jiwa berat. Menurutnya orang yang rentan adalah yang terlibat langsung dalam pandemi.

“Ya nakes, apalagi jumlah terbatas karena ada tertular. Berikutnya berhubungan langsung yang menjadi pendukung penggulangan pandemi yaitu beban kerja membawa dampak psikologis. dampak lelah, maka mengurangi hormon endhorphin,” katanya.

Bayu

Fakultas Pertanian UGM Akan Gelar Virtual Summer Course

Previous article

Tips Atasi Stres Saat Kerja dari Rumah

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature