Kab Gunungkidul

Waduh Volume Sampah di TPAS Gunungkidul Capai 17.763,5 ton

0
sampah bantul

STARJOGJA.COM, Info – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan dan Pertamanan, DLH Gunungkidul, Heri Kuswantoro mengatakan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Wukirsari di Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari terus bertambah setiap tahun. Tahun 2021 lalu volume sampah di TPAS Gunungkidul mencapai 17.763,5 ton sementara tahun sebelumnya sebesar 15.844,73.

Untuk mencegah terjadi over kapasitas, selain upaya perluasan area TPAS, masyarakat juga diminta berpartisipasi dengan pengolahan secara mandiri sebelum dibuang.

“Memang ada kenaikan sampah yang dibuang ke TPAS. Ini harus menjadi perhatian berkaitan dengan kapasitas di TPAS Wukirsari,” katanya kepada wartawan, Minggu (9/1/2022).

Baca juga : Duh ! Setiap Wisatawan di Gunungkidul Tinggalkan 7 Ons Sampah

Dia menjelaskan, sampah yang didominasi dari wilayah umum di masyarakat. sebagai contoh, total dari pembuangan di 2021 sebanyak 17.763,5 ton, yang berasal dari kawasan pantai hanya 599,75 ton. Sedangkan yang berasal dari nonpantai sebanyak 16.961,15 ton.

“Kalau dari sisi pembuangan memang ada kenaikan dan kemungkinan ini juga tidak lepas dari aktivitas di masyarakat yang semakin longgar,” katanya.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Aris Suryanto mengatakan, volume sampah yang terus meningkat di TPAS sangat berbahaya bagi keberlangsungan tempat pembuangan ini. Pasalnya, akan berpengaruh terhadap kapasitas sehingga TPAS terancam segera penuh dalam beberapa tahun. “Ya kalau volumenya terus meningkat, maka over kapasitas di TPAS bisa semakin cepat,” katanya.

Aris mengakui untuk mencegah terjadinya over kapasitas sudah dilakukan beberapa cara. Selain program pembuatan tempat pembuangan di kawasan pesisir, juga ada upaya perluasan di area TPAS.

“Kami bekerja sama dengan Pemda DIY untuk menambah sel-sel baru yang data digunakan menampung sampah lebih banyak lagi sehingga usianya bisa lebih panjang lagi,” katanya.

Selain itu, untuk mengurangi risiko over kapasitas di TPAS, juga dibutuhkan partisipasi dari masyarakat. Aris tidak menampik selama ini semua sampah langsung dibuang tanpa melakukan proses pengolahan secara mandiri.

Oleh karenanya, pengolahan di tingkat keluarga dengan cara memilah, mengurangi serta mendaur ulang sangat penting sehingga sampah yang dibuang ke TPAS merupakan barang-barang yang benar-benar sisa dan tidak dapat dipergunakan lagi.

“Prinsip 3R [reduce/mengurangi, reuse/menggunakan ulang, recycle/mendaur ulang) harus terus digalakkan agar yang dibuang ke TPAS merupakan residu dan bukan semua dibuang secara langsung,” katanya.

Sumber : harianjogja

Bayu

Pratama Arhan Akan Segera Merumput di Luar Negeri

Previous article

Penumpang Kereta Api Saat Nataru Mencapai 2,1 Juta Orang

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *