News

Pemerintah Meminta Masyarakat Tidak ke Luar Negeri

0
gawai wisatawan
Ilustrasi wisatawan asing ( FOTO : Vikra Jati)

STARJOGJA.COM, Info – Pemerintah meminta agar masyarakat dapat menahan diri selama beberapa minggu ke depan untuk tidak ke luar negeri. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menjelaskan pandemi Covid-19 belum usai dan kini hadir varian Omicron yang mengancam masyarakat Indonesia.

Dalam konferensi pers virtual, Luhut menyebutkan tren peningkatan kasus Covid-19 disebabkan oleh penularan dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

“Presiden Joko Widodo juga secara spesifik menekankan agar semua pihak menahan diri agar beberapa minggu ke depan untuk tidak ke luar negeri,” ujarnya, Senin (10/1/2021).

Baca juga: Alasan Banyak Peneliti Indonesia Memilih Karier di Luar Negeri

Luhut juga menyebutkan kasus konfirmasi PPLN inilah yang mendominasi proporsi kasus harian di Indonesia hingga menyebabkan kenaikan kasus aktif dan perawatan pasien di Jawa-Bali. Pada 9 Januari lalu misalnya di Jakarta, dari 393 kasus yang terjadi hampir 300 kasus diantaranya disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri.

“Kami mohon teman-teman sekalian menahan diri untuk tidak ke luar negeri, kecuali urusan sangat-sangat penting,” imbuhnya.

Baca Juga :

Per hari ini, varian Omicron telah menyebar di 150 negara di dunia. Sebagian besar diantaranya menginfeksi berbagai negara maju hingga mencapai puncaknya dan lebih tinggi dari gelombang sebelumnya yakni varian Delta. Pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian khusus sejak awal Nataru kemarin kepada para pelaku perjalanan ini.

“Langkah pengetatan pintu masuk akan terus dipertahankan untuk mencegah masuknya variant Omicron yang akan menyebar luas ke masyarakat,” tegas Menko Luhut.

Di sisi lain, meski jumlah kasus meningkat, tetapi jumlah kematian di Jawa-Bali cukup terjaga dengan baik. Hanya satu kematian selama Bulan Januari yang ditemukan di Jakarta.

Selain itu kasus konfirmasi di Provinsi lainnya relatif terjaga meski terdapat sedikit kenaikan kasus di Bali, Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah daerah pun juga kembali meningkatkan jumlah testing dan tracing dalam seminggu terakhir utamanya di sebagian besar wilayah aglomerasi Jawa Bali.

“Dari membaiknya pekerjaan testing dan tracing tadi memberikan dampak yang baik terhadap asesmen Level yang sebelumnya sempat memburuk. Berdasarkan assessmen 8 januari, terdapat 29 kabupaten/kota yang kembali masuk ke Level 1. Namun perubahan level baru akan kami lakukan minggu depan,” terangnya.

Saat ini capaian vaksinasi anak dosis pertama di Jawa Bali telah mencapai 36 persen. Luhut menekankan kabupaten/kota dengan vaksinasi dosis 1 umum dan lansia yang berada di bawah 50 persen akan menjadi prioritas dan pengawasan dan percepatan vaksinasi seperti wilayah Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, dan lainnya.

“Kami menghitung masih ada 13,6 Juta orang di Jawa Bali [8,7 persen] yang belum terlindungi, belum memiliki antibodi karena vaksin atau infeksi sebelumnya. Pemerintah untuk terus mendorong percepatan vaksinasi terutama di kabupaten/kota yang dosis 1-nya masih di bawah 50 persen. Berita baiknya, saat ini hanya dua kabupaten/kota di Jawa Bali dengan kondisi dosis 1 yang di bawah 50 persen,” paparnya.

Pemerintah juga terus melakukan langkah-langkah persiapan dengan meminta kepada seluruh daerah agar sedari dini mempersiapkan kesiapan fasilitas RS dan isolasi terpusat untuk memitigasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sumber : Bisnis

Bayu

Dampak Negatif dari Pandemi Covid-19, Pesan UGM Buat Mitigasi Kebijakan Pandemi

Previous article

Epidemiolog Sarankan Jokowi Orang Pertama Disuntik Vaksin Booster

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News