News

Perlunya Membangun Budaya Kesehatan Baru

0
budaya kesehatan baru
Petugas medis memeriksa kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang baru tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, dan akan diberangkatkan menuju Natuna dengan pesawat Hercules TNI di Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona. ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI/mrh/aww.

STARJOGJA.COM, Info – Membangun budaya kesehatan baru oleh seluruh elemen masyarakat diperlukan dalam menghadapi masa transisi menuju endemi Covid-19. Menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan, mensukseskan program vaksinasi, membatasi mobilitas, menerapkan gaya hidup sehat, mengatur gizi dan asupan nutrisi tubuh, hingga membudayakan kejujuran menjadi bisa menjadi beberapa poin prioritas budaya baru dalam menghadapi masa transisi menuju endemi Covid-19.

Kajian ilmiah bersama antar pakar dan mahasiswa dari berbagai negara yang terbingkai dalam Hybrid Winter Course 2022 on Interprofessional Education pada 24 Januari – 4 Februari 2022 diselenggarakan guna membahas isu tersebutKegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi UGM ini mengusung tema Post Pandemic Life: Lesson Learnt and Future Direction.

Ketua panitia Hybrid Winter Course 2022 on Interprofessional Education, dr. Gunadi Ph.D., Sp.BA.,  mengatakan bahwa tema yang diangkat relevan untuk didiskusikan bersama. Terlebih memasuki masa transisi dari pandemi menuju epidemi Covid-10. Seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan baik agar bisa hidup berdampingan dengan budaya kesehatan baru.

“Setelah melalui masa pandemi selama 3 tahun ini, upaya promosi dan prevensi menjadi sangat penting. Jika virus bermutasi maka manusia juga harus berevolusi dengan promosi dan prevensi kesehatan dan ini akan menjadi budaya baru,”paparnya, Senin (24/1) saat Konferensi Pers Hybrid Winter Course 2022 on Interprofessional Education di FKKMK UGM.

Baca juga : Sleman Siagakan Isoter dan Fasilitas Kesehatan

Kegiatan ini diikuti oleh 152 peserta yang terdiri dari 13 mahasiswa dari Malaysia, Myanmar dan Pakistan serta 139 mahasiswa dari Indonesia. Dalam acara itu nantinya peserta akan memperoleh materi terkait Situasi Pandemi Covid-19 Saat Ini, Infeksi Pasca Covid: Beban Masalah Kesehatan, Kesehatan Mental Selama Pandemi: Pelajaran dari Covid-19, Penyesuaian Gaya Hidup Pasca Pandemi, serta Respon Sosial-Ekonomi-Budaya Selama Pandemi.

Gunadi menyebutkan program ini bertujuan untuk mendorong keterlibatan mahasiswa untuk secara aktif mengidentifikasi masalah kesehatan yang muncul di masyarakat sekaligus membekali mahasiswa untuk merancang program kesehatan masyarakat sebagai solusi dari masalah tersebut. Disamping itu, melibatkan mahasiswa UGM bekerjasama dengan mahasiswa luar negeri dalam suasana kolaborasi multikultural. Lalu sebagai ajang untuk menjalin dan meningkatkan paparan kontekstual nasional dan internasional serta kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa UGM melalui berbagai kesempatan belajar mandiri bersama mahasiswa perantauan dan satu tenaga ahli kesehatan dari universitas mitra dalam dan luar negeri.

“Nantinya akan ada kunjungan lapangan ke Desa Batik Sehat, Lendah Kulon Progo. Disana  mahasiswa dan dosen akan berdiskusi dengan masyarakat yang terdampak pandemi serta melakukan olah raga bersama dan mengadakan kegiatan kuliner asupan gizi berkecukupan,” terangnya.

Dekan FK KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K)., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tahun ke-6 yang berhasil digelar dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan. Ia berharap melalui kegiatan Winter Course 2022 para peserta sebagai calon garda terdepan pelayanan kesehatan mampu melakukan pengayaan ilmu terkait penanganan dan pencegahan Covid-19.

“Dengan bekal kecukupan pengetahuan tentang Covid-19 tersebut, mereka diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat agar memiliki keberanian dan kedisiplinan untuk membudayakan kultur kesehatan baru sehingga mampu hidup berdampingan dengan Covid-19 di masa depan,” urainya.

Harapan senada disampaikan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat , dan Kerja Sama FKG UGM, drg. Trianna Wahyu Utamni, MDSc., Ph.D. Lewat program ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi mahasiswa dalam pengayaan ilmu pengetahuan. Selain itu juga dapat mendorong mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan berinovasi menemukan solusi atas persoalan kesehatan di masyarakat.

“Dengan interprofessional education ini bisa menjadi pemahaman baru bagi tenaga kesehatan masa depan bahwa yang sekarang baru dilakukan kelak akan menjadi hal normal dan protokol standar,”katanya

Sementara Wakil Dekan Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Farmasi UGM, Dr.rer.nat.apt., Anang Fakhrudin, M.Si., menuturkan dalam kegiatan ini banyak dibahas berbagai isu terkait pandemi Covid-19. Berbagai hal yang didiskusikan nantinya diharapkan bisa memberikan tambahan pemahaman, ilmu pengetahuan, serta menjadi bekal bagi  mahasiswa di masa datang.

 

Sumber : Humas UGM

Bayu

Minat Rumah Subsidi di Jogja Sangat Tinggi, Harga Tanah Jadi Kendala

Previous article

PTM 100 Persen Harus Ada Program 3T Secara Berkala

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News