Health

IDI : Jangan Cepat Sebut Indonesia Sudah Puncak Kasus Omicron

0
Nakes Bantul
Tenaga medis bekerja di tenda dan bangunan darurat yang dibuat untuk membantu sistem perawatan kesehatan di kawasan rumah sakit di Brescia, Italia, Jumat (13/3/2020). Penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di Italia cukup signifikan dengan pertumbuhan jumlah kematian pasien yang mencapai 14 persen. Bloomberg - Francesca Volpi

STARJOGJA.COM, Info – Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengingatkan pemerintah untuk tidak tergesa-gesa menyatakan Indonesia sudah sampai di puncak kasus Covid-19 varian Omicron.

“Betul rumah sakit tidak kewalahan. Tapi jangan buru-buru nyatakan kita sudah di puncak gelombang dan menuju turun. Nanti publik bisa mispersepsi. Per hari ini saja ada 64.718 kasus baru dan 167 yang meninggal. Jumlah kasus itu membuat rekor harian kembali pecah,” cuitnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Kamis (17/2/2022).

 Zubairi juga menyampaikan bahwa jumlah kasus Covid-19 dalam satu pekan terakhir di Indonesia cukup tinggi yaitu 321.235 kasus. Bahkan, sambungnya, Indonesia menyalip India dengan menempati peringkat ke-12 berdasarkan data Worldometers.
“Ini menjadi pengingat yang jelas bahwa bukan waktunya untuk lengah dan membiarkan Covid-19 kembali merajalela,” cuitnya kemudian.

Varian Omicron tercatat memiliki tingkat penyebaran jauh lebih tinggi jika dibandingkan varian lainnya.

Namun, gejala yang ditimbulkan saat terinfeksi relatif ringan dan tanpa gejala. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, bahwa saat ini kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia 98 persen didominasi varian Omicron.

“Dalam 30 hari terakhir kasus Covid-19 varian Omicron 98 persen dan 2 persen varian lainnya Delta,” kata Nadia melalui keterangan resmi, Rabu (16/2/2022).

 Sumber : Bisnis

Bayu

Benarkah Paparan Sinar Matahari Pengaruhi Suasana Hati

Previous article

Dua Kunci Utama Menghadapi Pandemi Covid-19 Varian Omicron

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health