Flash Info

Sleman Punya Apotek khusus Hewan Pertama di Indonesia 

0
pemilik hewan
Ilustrasi-memiliki-hewan-peliharaan-She-Knows

STARJOGJA.COM, Info – Apotek khusus hewan pertama di Indonesia ada di Sleman. Fasilitas kesehatan ini sangat penting karena kesehatan hewan harus ditangani oleh ahli dan tak boleh diperlalukan sembarangan.

Jika kucingnya sakit, Tiwi, 28, sudah terbiasa membeli obat yang ada di petshop. Jika di satu petshop tidak ada obat yang ia kehendaki, ia akan mencari obat ke petshop lain.

“Kalau nggak nemu, beli online aja, banyak kok yang jual,” kata Tiwi kepada Harian Jogja, beberapa waktu lalu.

Baca juga :  Apoteker DIY Jaga Ketat Peredaran Obat, Beli Antibiotik Harus dengan Resep Dokter

Benar saja, di lokapasar sangat mudah dijumpai obat-obatan untuk hewan peliharaan. Tak hanya vitamin atau salep, obat antibiotik yang biasanya harus diperoleh lewat resep pun tersedia di sana.

Keresahan ini dirasakan Agustina Dwi Wijayanti, dosen di Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM sejak beberapa tahun terakhir. Kemudahan peredaran obat hewan serta pengawasannya yang minim membuat potensi resistensi antimikroba atau AMR pada hewan bisa meningkat. Jika penggunaan obat-obatan antimikroba dan antibiotik tidak tepat, kuman-kumannya bisa resisten hingga tidak mempan diobati lagi.

“Kalau praktik ini dibiarkan, akan tambah parah karena bebas penggunaannya. Tidak adanya pengawasan obat hewan akan membahayakan kondisi kesehatan manusia juga pada akhirnya. Jadi upaya pengendalian itu perlu dimulai,” kata dia kepada Harian Jogja, Rabu, 9 Februari 2022/

Pemilik hewan barangkali telah terbiasa membeli obat untuk hewan mereka di petshop atau bahkan apotek biasa. Padahal, tak semua obat untuk hewan bisa diperoleh di sana. Bahkan, meskipun obat yang dicari untuk hewan yang sakit sudah diresepkan oleh dokter hewan.

Keresahan ini juga sering dirasakan oleh para dokter hewan yang praktik. Mereka sulit mendapatkan obat hewan yang dikehendaki dari apotek-apotek itu. Untuk menebusnya pun masih susah.

Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Apotek Veteriner di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi oleh akademisi di Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan serta Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 6 Desember 2018 lalu. Belum pernah ada apotek khusus hewan di Indonesia.

Agustina menuturkan apotek veteriner itu merupakan apotek hewan pertama di Indonesia. Kini, siapa pun yang ingin menebus resep untuk hewannya yang sakit bisa mengunjungi apotek tersebut.

Apotek yang terletak di sebelah barat Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Jalan Fauna No. 1 Karang Gayam, Caturtunggal, Depok, Sleman, itu menyediakan obat untuk hewan kesayangan maupun hewan ternak. Setiap pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, layanan itu bisa diakses.

“Masyarakat umum bisa mengakses, silakan datang ke apotekveteriner. Asal membawa resep dari dokter hewan, nanti bisa ditebus di sana. Terbuka untuk umum,” ujar Agustina.

 

Ia berharap kehadiran apotek khusus hewan ini bisa mengedukasi masyarakat dalam hal bijak menggunakan obat. Seperti obat untuk manusia, konsumsi obat pada hewan pun tidak bisa sembarangan dan ada aturannya.

Agustina menerangkan banyak obat keras seperti antibiotik, antimikrobia, hingga antidepresan untuk hewan itu juga dijual bebas di toko-toko pakan dan obat hewan serta petshop. Jika pemilik toko tersebut meracik sendiri obatnya tanpa aturan resep, hal itu bisa berbahaya bagi pembeli.

Tak hanya bisa membahayakan nyawa hewan, lebih jauh pun nyawa manusia bisa terancam jika hewan ternak mengonsumsi obat yang tidak sesuai resep. Sebab, setiap hari manusia belum bisa lepas dari konsumsi hewan ternak, seperti sapi dan ayam.

“Walaupun kami dokter hewan, kami juga memperhatikan kesehatan manusia karena masih banyak hewan yang dimakan manusia. Banyak dari peternakan yang akan luput dari manajemen pengobatan,” terangnya.

Kesenjangan

13 Februari lalu adalah peringatan Hari Farmasi Nasional. Namun, tenaga farmasi Indonesia masih fokus mengurusi obat manusia hingga apotek khusus hewan baru ada satu di Indonesia.

Agustina berharap pendirian apotek veteriner ini bisa mengisi kesenjangan dan kekosongan kebijakan mengenai apoteker khusus hewan. Lulusan Prodi Farmasi selama ini hanya fokus belajar mengenai obat manusia, bukan obat hewan.

”Di Apotek Veteriner UGM itu ada apoteker dan ada dokter hewannya. Jadi apoteker bisa mendapatkan referensi mengenai obat hewan dari dokter hewan,” kata dia.

Pendirian apotek ini sebenarnya memunculkan ide untuk membentuk studi khusus farmasi veteriner di UGM, entah itu melalui program pascasarjana ataupun pendidikan khusus. Kelak, tenaga farmasi juga memiliki kompetensi keilmuan untuk obat hewan.

 

Agustina berharap akan semakin banyak apotek veteriner serupa yang didirikan di lokasi lain di seluruh Indonesia. Sebab, kini pendiriannya sudah diatur melalui PP No. 26/2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pertanian serta Permentan No. 15/2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pertanian.

“Sudah ada beberapa rekan di daerah lain yang menanyakan ke kami [untuk turut mendirikan apotek], tapi biasanya saya minta memastikan ke pemda apakah sudah siap untuk aturan teknisnya. Sepertinya itu masih jadi PR. Tapi kami berharap perijinan pendirian apotek veteriner bisa terlayani sehingga bisa bermunculan apotek veteriner-apotek veteriner di seluruh Indonesia,” tuturnya.

 

 

Sumber : Harianjogja

PAKSIJI, Fasilitator Antikorupsi DIY Resmi Dikukuhkan

Previous article

Shelter Covid-19 Bukan Hanya Untuk KTP DIY Saja

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info