Flash Info

Cerita ATM Pecahan Rp20.000 dan yang Tersisa

0
tips berbelanja hemat
uang pecahan Rp20.000 (starfm)
STARJOGJA.COM, Info – Mesin ATM Rp20.000 menjadi salah kata yang banyak dicari pada mesin Google. Masyarakat yang mencari ATM pecahan Rp20.000 ini umumnya mencari ATM milik BRI, BNI, Mandiri dan BCA. Sedangkan masyarakat yang banyak mencari ATM Rp20.000 terutama dari wilayah Bekasi, Jakarta, serta Magelang.
Lalu masih adakah ATM Rp20.000 saat ini?  Berdasarkan sejumlah Sumber, ATM pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada 1984 oleh Bank Dagang Bali (BDB) pada 1984. Setelahnya menyusul Bank Niaga dan Citibank Indonesia pada 1986.
Bank Central Asia (BCA) yang dikenal kuat dalam adopsi teknologi baru mengadopsi ATM pada 1988 dan kini terus meluas digunakan oleh seluruh bank di Tanah Air.  Jumlah nominal yang ditarik ATM juga terus meningkat. Dari mulanya pecahan Rp10.000, Rp20.000 hingga kini Rp100.000. Akan tetapi seiring membesarnya pecahan yang dapat ditarik, ATM nominal kecil perlahan dihilangkan. Bahkan membuat masyarakat banyak bertanya kepada mesin pencari Google seperti keberadaan ATM Rp20.000.
Lalu bagaimana faktanya?  Berdasarkan penelusuran Bisnis, sejumlah bank tetap mempertahankan keberadaan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) pecahan Rp20.000. Mesin ATM dengan pecahan terkecil itu cukup membantu masyarakat yang ingin memperoleh uang tunai dengan pecahan kecil.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rudi As Aturridha mengatakan saat ini perseroan masih mengoperasikan mesin ATM dengan nilai tarik tunai Rp20.000 di sejumlah titik di Jakarta. Salah satunya di Plaza Mandiri.
“Masih ada di ATM Center Plaza Mandiri,” kata Rudi kepada Bisnis, Kamis (5/5).
Sekadar informasi, hingga Maret 2022, Bank Mandiri mengoperasikan 13.119 unit ATM yang terhubung dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, Electronic Data Capture (EDC) serta jaringan e-banking yang meliputi New Livin’ by Mandiri, SMS Banking dan Call Center 14000.  Jika dibandingkan dengan Desember 2021, jumlah mesin ATM Mandiri bertambah 32 unit.
Bank Mandiri juga memiliki 137 Kantor Cabang dan 2.261 Kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia hingga Maret 2022.
Jumlah kantor cabang pembantu Mandiri berkurang  204 kantor dibandingkan dengan Desember 2021.  Sementara itu Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Mucharom mengatakan perseroan juga masih memiliki mesin ATM dengan pecahan Rp20.000, yang tersebar di sekitar perguruan tinggi.
“Masih ada, kebanyakan di dekat-dekat kampus seperti di BNI UGM,” kata Arom.
Merujuk pada Analyst Meeting kuartal I/2022, BNI telah mengoperasikan 16.384 mesin ATM. Berkurang 1 mesin ATM dibandingkan dengan Desember 2021.
Sementara itu, Corporate Secretary Bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Aestika Oryza Gunarto mengatakan perusahaan tidak menyediakan layanan penarikan uang tunai melalui mesin ATM untuk pecahan Rp20.000.
 “ATM dan CRM BRI saat ini hanya menyediakan uang pecahan Rp50.000 dan Rp100.000. Sehingga penarikan uang selain pecahan tersebut, tidak disediakan di ATM ataupun CRM BRI,” kata Aes.
BRI sendiri mengoperasikan 14.425 mesin ATM pada kuartal I/2022, berkurang 38 mesin ATM dibandingkan dengan Desember 2021.

  Simalakama ATM Rp20.000

Meski banyak masyarakat yang mencari ATM dengan pecahan Rp20.000, menurut kalangan praktisi tidak sepenuhnya dapat kembali diterapkan meluas.  Bagaikan peribahasa simalakama, mesin ATM dengan nominal terkecil itu dinilai dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, namun disisi lain menjadi beban bagi perbankan.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan pemilihan pecahan uang pada ATM didasarkan kepada kebutuhan nasabah. Misal ATM di Pondok Indah, dimana nasabahnya mayoritas penghuni Pondok Indah yang diasumsikan masyarakat kaya, tidak banyak membutuhkan pecahan kecil.

 Bank, lanjutnya, akan lebih memilih ATM pecahan terbesar.

“Sebaliknya untuk ATM yang ditempatkan sekitar pasar tradisional yang diasumsikan banyak butuh uang kecil, bank bisa menempatkan ATM pecahan 20.000,” kata Piter, Kamis (5/5).

Dia menilai keberadaan ATM pecahan Rp20.000 masih relevan dan sangat bergantung kebutuhan nasabah. Bank, kata Piter, sangat tahu karakteristik dan kebutuhan nasabahnya.


“Masing-masing bank punya nasabah yang berbeda,” kata Piter.  Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai keberadaan mesin ATM pecahan Rp20.000 berisiko menjadi beban perbankan.

Biaya operasional bank tentu lebih mahal apabila penarikan pecahan terlalu kecil.  Di beberapa tempat seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan modern, kata Bhima, transaksi mulai bergeser ke cashless maka operasional ATM pecahan kecil menjadi cost center bank alias pemborosan yang tidak perlu.


“Relevansi pecahan kecil hanya tepat di wilayah pasar tradisional. Itupun mempertimbangkan wilayah yang jauh dari kantor cabang bank atau koneksi internetnya masih terbatas,” lanjut Bhima.

 

 
 
Sumber :   Bisnis
Bayu

Hari Ini Sekuel Doctor Strange in the Multiverse of Madness Tayang di Bioskop  

Previous article

Hepatitis Akut Misterius Tidak Terkait Vaksin Covid-19

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info