News

Harga Jual Rp2.000 per Kilogram Cabai di Bantul Dibiarkan Membusuk 

0
Harga cabai

STARJOGJA.COM, Info –   Hujan beberapa hari terakhir  telah menggenangi  100 hektare  lahan cabai di Kalurahan Parangtritis dan Donotirto, Kapanewon Kretek; Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden; dan Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri Bantul Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul per Selasa (11/10/2022). Kismanto, salah satu petani asal Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek mengaku puluhan hektare lahan cabai di Parangtritis  membusuk, terutama cabai hijau besar dan harga jualnya hanya Rp2.000 per kilogram.

“Sementara biaya panen atau pemetik per hari Rp100.000 sehingga tidak menutup. Jadi ya terpaksa didiamkan saja sampai membusuk,” kata Kismanto, saat dihubungi Selasa (11/10/2022).

Menurut Kismanto masih tergenangnya lahan pertanian cabai di Kalurahan Donotirto dan Parangtritis karena saluran pembuangan air terlalu tinggi, sehingga air hujan masih menggenang sejak beberapa hari terakhir ini. Sebenarnya, kata dia, jika tergenang dalam waktu dua hari tidak masalah, namun hujan masih turun sehingga genangan air masih terjadi.

Baca juga : Harga Cabai di Sejumlah Pasar Tradisional Melonjak 

Lebih lanjut Kismanto mengatakan setelah satu pekan tergenang, petani mulai melihat tanaman cabai hijau besar yang sudah siap panen ini daunnya mulai layu dan menguning. Sedangkan buah cabai besar hijau yang siap panen juga mulai rontok yang merupakan tanda awal tanaman cabai akan mati.

“Kalau cabai tetap dipanen kualitasnya buruk dan hanya dihargai oleh pedagang sangat murah. Per kilonya hanya laku Rp2.000 sehingga petani membiarkan tanaman cabai mati daripada merugi banyak ketika memaksakan untuk memetik buah cabai,” ujarnya.

Kismanto sendiri memiliki lahan cabai di Donotirto seluas sekitar 2.800 meter persegi dan hampir semuanya tanaman cabai hijau kualitasnya buruk. Padahal dengan luasan tersebut ketika tidak tergenang air bisa panen hingga 1 ton. Namun ia memilih untuk tidak memanennya, karena jika dipaksakan akan merugi.

Ia mencontohkan ada sejumlah petani yang tetap memanen hingga satu truk yang berisi sekitar 7-8 ton, namun ketika dikirim ke pasar tidak laku karena kualitasnya buruk, “Akhirnya dibawa kembali ke rumah,” ucap Kismanto.

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo mengakui sejumlah petani di Bantul yang menanam cabai sebagian besar merugi karena harga cabai anjlok di tingkat petani karena kualitas cabai menurun, “Kebetulan saya juga tahu kondisinya, itu akhirnya saya khawatir kalau satu dua hari ini hujan terus, padahal perkiraan kita akan memasuki cuaca ekstrem,” katanya.

Ia belum bisa memastikan berapa kerugian akibat gagal panen tanaman cabai. Namun yang pasti yang mengalami gagal panen ada di tiga kalurahan, yakni Kalurahan Parangtritis, Donotirto, dan Kalurahan Srigading, “Luasannya lebih dari 100 hektare,” katanya.

Menurut Joko sebenarnya yang terendam tidak sampai buah cabai, namun ketika akar tanaman cabai terus tergenang membuat buah cabai layu dan akhirnya bisa membusuk. Hingga saat ini diakuinya masih banyak tanaman cabai yang tergenang air karena pembuangan air lebih tinggi dari lahan cabai. Pihaknya tidak memungkinkan untuk membuang air dengan pompa karena saking banyaknya.

Sumber : Harian Jogja

Bayu

BPBD DIY Gelar Larung COVID-19 dengan Gunungan Prokes  

Previous article

Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah 1, Total 132 Orang

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News