DPU mencatat ruas jalan sebagaimana yang dimaksud salah satunya ialah seperti jalur Nanggulan-Prapak, jalur menuju Candi Ijo, Sambirejo dan Tangkisan-Kopeng. Selain itu, jalur tambang sebagaimana di Cangkringan juga terkategori rusak berat akibat kerap dilalui kendaraan besar dengan muatan berlebih. Selama ini DPU Sleman mengklaim tanggap melakukan perbaikan di sejumah titik yang mengalami kerusakan ringan dan sedang sesegera mungkin.
Namun ada sejumlah titik yang sulit dilakukan pemeliharaan rutin maupun berkala karena kondisinya. Sleman sebelah barat, salah satunya Minggir dan Mayudan, dan wilayah Prambanan bagian atas dinilai sulit dijaga kualitas jalannya karena kondisi tanahnya. Struktur tanah Sleman barat yang terdiri dari tanah lempung yang lembek membuat aspal jalan mudah rusak ketika terkena air.
Ruas jalan tersebut rawan berlubang khususnya di musim hujan meskipun kondisinya baik ketika musim panas. Hal serupa juga terjadi di ruas jalan menuju Candi Ijo sehingga harus dibangun jalan dengan cor beton agar tak mudah rusak. DPU Sleman sendiri menganggarkan sejumlah dana pada tahun mendatang untuk melakukan pembangunan jalan di lokasi yang dekat dengan objek wisata Tebing Breksi itu.
Dijelaskan jika titik yang masuk kategori rusak berat ini hanya bisa diberi solusi dengan peningkatan kualitas jalan ataupun pembangunan. Pemeliharaan berupa perbaikan atau penambalan dinilai tidak efektif dilakukan dari segi anggaran.
Sebelumnya, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan anggaran daerah sebanyak Rp54,79 miliar dialokasikan untuk peningkatan jalan sepanjang 15,7 kilometer di sembilan ruas jalan pada tahun anggaran 2017. Sedangkan untuk peningkatakan tujuh jembatan dan 11 gorong-gorong diberikan dana sebanyak Rp17,43 miliar. Masih ada pula pemeliharaan 15 ruas jalan sepanjang 22,55 kilometer dengan dana Rp71,98 mili8r dan Rp6,055 miliar untuk pemeliharaan ruitn jalan sepanjang 400 kilometer.| Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja |
Comments