Kab KulonprogoNews

Penjualan Kolang-kaling di Kulonprogo Terburuk dalam 30 Tahun

0
penjual kolang-kaling
FOTO : Harian jogja

STARJOGJA.COM, KULONPROGO – Penjualan Kolang-kaling di Kulonprogo Terburuk dalam 30 Tahun. Ramadhan yang lebih sepi mempengaruhi penjualan kolang-kaling.

Kondisi penjualan kolang-kaling yang merosot di alami salah satu pedagang di Pasar Wates, Tukirah yang ditemui pada Selasa (12/5/2020). Perempuan yang sudah kurang lebih 30 tahun berjualan kolang-kaling ini keheranan, mendapati kondisi lesunya penjualan kolang-kaling pada Ramadan tahun ini.

“Ini penjualan paling buruk sejak 30 tahun saya berjualan,” ucapnya kurang bersemangat.

Tak tanggung-tanggung, penurunan jumlah penjualan kolang-kaling di los Tukirah berkisar 50% dari ramadan tahun lalu. Bila ramadan 2019 satu kuintal lebih kolang-kaling bisa laku, kini paling mentok hanya laku 50-60 kilogram/hari.

Dugaan Tukirah menuju pada satu sebab, sedikitnya tukang bakso yang berjualan hingga berakibat pada minimnya pembelian kolang-kaling. Menurut Tukirah, kolang-kaling disajikan sebagai menu es campur yang biasa dinikmati bersama semangkuk bakso.

“Tukang bakso banyak yang libur, pengaruh, kalau jual bakso pasti jual es,” ucapnya.

Penjualan partai besar yang merosot drastis juga kurang terbantu lewat pembelian perseorangan. Sempat naik di tiga hari awal Ramadan, penjualan kolang-kaling kembali landai di hari-hari berikutnya.

“Ya masih ada beberapa yang beli banyak misal 10 kilogram buat dijual lagi,” ujarnya.

Tidak hanya kolang-kaling, komoditi sejenisnya yang biasa dikombinasikan untuk suguhan berbuka puasa, seperti cincau, cendol, dan jelly pun amblek. Cincau contohnya, alami pemerosotan penjualan hingga 50%.

“Semua turun, cincau biasa 40 blek/hari, kini paling ya 20 blek sehari,” terangnya.

Nasib Tukirah masih tergolong mujur. Hal lebih menyesakkan dialami oleh pedagang kolang-kaling lainnya Partinem. Bagaimana tidak, bila Ramadan biasanya ia mampu jual sampai satu kuintal kolang-kaling per hari, kini 25 kilogram kolang-kaling baru habis 2-3 hari.

“Sepi, kalau Ramadan dulu biasanya laku banyak, ini paling cepet 50 kilogram habis empat hari,” terangnya lesu.

Lagi-lagi tukang bakso yang absen berjualan, disinyalir jadi inti penurunan penjualan menurut Partinem. Selain itu, Partinem tidak menampik lesunya penjualan bisa terjadi karena banyak pedagang yang berjualan dengan komoditi yang serupa.

SUMBER : HARIAN JOGJA

Dalam Sebulan Dinkes Bantul Catat 310 Kasus DBD

Previous article

Rumah Pasien Positif dan Reaktif Langsung Didekontaminasi

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *