NewsNusantara

Pemilu di Tengah Pandemi, Indonesia Belajar Dari Korea

0
Foto : Puspen Kemendagri

STARJOGJA.COM-JAKARTA. Pemilu di Tengah Pandemi, Indonesia Belajar Dari Korea. Mendagri Muhammad Tito Karnavian melakukan pertemuan dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom. Dalam pertemuan tersebut, keduanya melakukan diskusi terkait keberhasilan Korea Selatan dalam melaksanakan Pemilu

Dubes Korea memberi banyak masukan mengenai pelaksanaan election atau Pemilu Legislatif nasional yang telah digelar di Negeri Ginseng itu pada 15 April lalu. Tapi tahapan pemilihan di Korsel sendiri telah dimulai dari bulan Januari, Februari, dan Maret. Seperti diketahui di tiga bulan itu, Korsel dalam masa puncak pendemik Covid-19. Dan angka penyebaran tengah meningkat.

” Korea Selatan tetap melaksanakan pemilihan sesuai jadwal pemilunya yakni 15 April. Tadi kita banyak dapat masukan tentang bagaimana hasilnya malah sangat menarik karena semenjak tahun 1992 angka partisipasi tertinggi yaitu 96,2 persen,” kata Mendagri.

Dan hal lain yang menarik, lanjut Mendagri, meski itu digelar saat puncak pandemik Covid-19 di negeri Ginseng itu, tapi pelaksanaan Pemilu berlangsung aman, tanpa ada ledakan kasus Covid-19.

” Tentu, ini jadi bahan pelajaran penting bagi Indonesia yang akan menggelar pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2020 ini”, lanjutnya.

Maka, ia merasa perlu mendapat masukan langsung dari Dubes Korsel. Ia bersyukur, Dubes Korsel meluangkan waktu untuk berkunjung ke kantor Kemendagri

Masukan lain yang diberikan Dubes Korsel, kata Mendagri, antara lain tentang protokol kesehatan selama pemilihan berlangsung. Ini tentu,masukan berharga bagi pemerintah dan penyelenggara Pemilu.

” Kemudian ada juga protokol-protokol kesehatan yang dilakukan, termasuk bagaimana perlakuan terhadap yang punya hak pilih, termasuk orang yang positif (Covid-19). Hak pilih mereka yang sedang dikarantina dan kemudian ada hak pilih untuk para pemilih umum. Bagaimana penggunaan alat protektif bagi pemilih untuk melayani pemilih positif, melayani pemilih yang sedang dikarantina dan kemudian jenis-jenis protektif apa yang dipakai pada saat pemilihan umumnya,” katanya.

Pada saat pemilihan untuk umum, petugas pemilihan dan pemilih menggunakan shield masker dan glove. Tidak ada yang menggunakan alat protektif seperti Alat Pelindung Diri (APD). Alat pelindung diri hanya digunakan untuk yang positif dan yang sedang di karantina.

” Nah ini kira-kira itu berapa gambaran umum dan beliau juga membuka kalau seandainya dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau dari Bawaslu ingin mendaptkan pengalaman langsung dari “National Election Community” KPU-nya Korea Selatan. Beliau juga Duta siap untuk memfasilitasi, saya kira itu dari kami,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Dubes Korsel, Kim Chang-beom mengatakan, dalam pertemuan dengan Mendagri Tito Karnavian, dirinya menyampaikan beberapa poin dari pengalaman negaranya yang telah suskes menyelenggarakan Pemilu Legislatif pada 15 April lalu.

Katanya, Korea Selatan menjadi satu-satunya negara di seluruh dunia yang telah berhasil menyelenggrakan Pemilu di tengah pandemi dan tanpa terjadi satu orang pun yang terkonfirmasi Covid-19 selama pemilihan digelar.

Hari ini juga saya juga menyampaikan harapan kami kepada bapak Menteri agar Pilkada yang akan diselenggarakan di Indonesia tanggal 9 Desember nanti dapat berlangsung secara sukses, aman dan juga dengan partisipasi yang sangat tinggi,” katanya.

Taman Wisata Candi Borobudur Simulasi Buka Wisata

Previous article

Alun – Alun Utara Akan Dipagari

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News