Health

WHO : Herd Immunity Cara Tidak Etis Tangani Covid-19

0
puncak Omicron
Migrant workers and their families board buses during a lockdown imposed due to the coronavirus in New Delhi, India, on Saturday, March 28, 2020. Indian Prime Minister Narendra Modi ordered the unprecedented move this week in a bid to replicate China’s relative success containing the coronavirus outbreak. But he faces perhaps more obstacles than his neighbor President Xi Jinping, who leveraged the Communist Party’s centralized control to isolate some 60 million people in the province of Hubei, where Covid-19 first emerged. Photographer: Anindito Mukherjee/Bloomberg

STARJOGJA.COM, Info – Beberapa negara menggunakan metode herd immunity dalam menangani pandemi Covid-19. Namun, menurut Direktur Jederal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak pernah dalam sejarah kesehatan masyarakat menggunakan herd immunity sebagai strategi untuk merespon wabah.

“Itu herd immunity, secara ilmiah maupun etis bermasalah,” ungkap Tedros pada pembukaan pengarahan media yang diunggah melalui website WHO Senin (12/10/2020).

Baca Juga : Herd Immunity Dinilai Strategi Tidak Praktis

Menurut Tedros  WHO herd immunity adalah sebuah konsep yang digunakan untuk vaksinasi, dimana saat populasi dapat dilindungi dari virus tertentu jika ambang vaksinasi tercapai.

Contohnya herd immunity terhadap campak yang membutuhkan 95 persen populasi divaksinasi. Lima persen sisanya akan dilindungi dengan fakta campak tidak akan menyebar diantara mereka yang divaksinasi. Contoh lainnya, polio berada di ambang 80 persen.

Pada kasus-kasus tersebut herd immunity tercapai dengan memproteksi orang dari virus, tidak dengan memaparkan manusia pada virus tersebut.

Sementara imunitas Covid-19 hingga saat ini masih belum diketahui. Banyak kasus orang yang sudah terinfeksi Covid-19, kemudian terinfeksi kembali untuk kedua kalinya.

Selain itu sebagian besar orang rentan terhadap virus ini. Membiarkan virus beredar berarti membiarkan infeksi, kesulitan, dan kematian yang tidak diperlukan.

Sumber : Bisnis

Bayu

Sikap Aliansi BEM SI Usai Aksi UU Cipta Kerja

Previous article

Shin Tae-yong Puji Elkan Baggot

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health