News

Ratusan Warga Merapi Mengungsi di Barak Purwobinangun

0
gunung api
Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan pada tanggal 27 Januari 2021 telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1200 meter ke arah hulu Sungai Krasak. - Antara/Hendra Nurdiyansyah.

STARJOGJA.COM, Info – Aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir ini tengah meningkat dan mengeluarkan awan panas. Setidaknya ada 153 orang warga dusun Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman, mengungsi di pada Kamis (28/1/2021).

Pada Rabu (27/1/2021) sore warga dekat Sungai Boyong sudah mengungsi dan dievakuasi menyusul aktivitas Merapi.

Kepala Pelaksana Harian Unitlak Desa Purwobinangun Pakem Sleman Nurhadi mengatakan jumlah hari pertama pengungsian sendiri terdiri dari 65 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 154. Dari 154 jiwa pengungsi laki-laki sebanyak 76 orang dan perempuan sebanyak 77 orang.

Baca juga : Awan Panas Merapi ke Hulu Kali Krasak dan Boyong

“Sedangkan, angka pengungsi balita sebanyak 36 orang, ibu hamil ada satu orang. Sementara itu, lansia sebanyak 15 laki-laki dan 17 perempuan,” ujar Nurhadi saat dikonfirmasi pada Kamis (27/1/2021).

Berdasarkan catatan dari pemerintah desa Purwobinangun, jumlah warga Dusun Turgo sendiri sebanyak 400 jiwa. Dusun Turgo sendiri terdiri dari empat rukun tetangga (RT). Tidak semua warga turun ke barak pengungsian Purwobinangun.

“Jumlahnya sekitar 400 warga dari empat RT. Tidak semua turun, RT 1 masih banyak yang di atas. Pengungsi yang turun didominasi oleh warga dari RT 2, 3, dan 4. Kalau yang RT 3 dan 4 itu kan dekat dengan aliran Kali Boyong. Mengantisipasi lahar hujan dan jalur awan panas. Rumah penduduk dengan Kali Boyong sekitar 300 meter. Jadi, memang harus digeser,” katanya.

Lebih lanjut, upaya evakuasi ternak belum dilakukan kepada hewan ternak milik warga. Pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan (DP3) Kabupaten Sleman. Namun demikian, barak ternak sudah disiapkan di tempat relokasi.

“Jumlah ternak di atas sapi sekitar 100 dan kambing sekitar 400. Relokasi ternak di dusun Sudimoro, Desa Purwobinangun, Pakem, Sleman, bisa menampung sekitar 100 hewan ternak,” terangnya.

Adapun, soal logistik bagi pengungsi sendiri sudah tercukupi dari sejumlah bantuan dari donatur. Terlebih, Dinas Sosial Kabupaten Sleman juga telah menyediakan makanan dengan menyediakan dapur umum.

Logistik Tercukupi

“Makanan kelengkapan lain pengungsi sudah tercukupi banyak bantuan, Dinsos juga sudah menyediakan logistik makanan dan lain sebagainya. BPBD juga ada. Dapur umur sekali masak 300 porsi termasuk untuk warga dan temen-temen yang ready di sini. Sehari tiga kali masak, pagi jam 6 sudah ready nanti siang dan sore. Malam disediakan galon untuk minum juga snack juga ada,” paparnya.

Pengawasan pengungsi sendiri juga menjadi perhatian oleh Nurhadi dan jawatannya. Warga pengungsi yang kembali ke rumah diperbolehkan untuk memberikan makan ternak mereka. Pukul 10.00 warga yang kembali ke atas diminta untuk kembali ke barak pengungsian.

“Pengawasan pengungsi naik turun, saat ini warga yang kembali pulang biasanya untuk merumput tadi malam kita sepakati warga yang pulang jam 10.00 dijemput. Kami bersama Basarnas untuk mobilisasi warga yang pulang. Ada juga yang pulang dengan kendaraannya sendiri untuk keperluan merumput dan membawa lagi baju ganti yang masih kurang dan sebagainya,” terangnya.

Warga yang kembali ke rumahnya didominasi oleh usia produktif. Kembalinya warga ke atas tentunya atas dasar pengawasan dari desa melalui unitlak, BPBD Kabupaten Sleman, dan petugas dari Basarnas.

“Warga yang naik dengan pengawasan desa, di atas juga ada warga yang stand by di sana yang memantau secara visual untuk perkembangan erupsi. Hampir separuh lebih masih naik turun, khususnya bapak-bapak yang pulang. Portal masih dijaga juga. Skrining untuk warga yang naik juga dilakukan,” ucapnya.

Kepala BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto sebelumnya mengatakan jika pihaknya menyiapkan barak Purwobinangun, Pakem, Sleman, dan barak Pandanpuro, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Dua barak disiapkan bagi 150 warga dusun Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman untuk sementara waktu mengungsi.

“Kapasitas barak hanya 100 orang, lainnya ada lagi di barak Pandanpuro, Hargobinangun, Pakem, Sleman Yang jelas saya siapakan dua barak, ini Purwobinangun dan Barak Pandanpuro,” ujar Joko Supriyanto.

Sumber : Harianjogja

Cara Mencegah Terjadinya Klaster Keluarga

Previous article

Martin Odegaard ke Arsenal, Arteta Punya Banyak Opsi

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News