CulinaryLifestyle

Alasan Bersejarah Kenapa Nasi Padang Lebih Banyak Kalau Dibungkus Ketimbang Makan di Tempat

0
Alasan Bersejarah Kenapa Nasi Padang Lebih Banyak Kalau Dibungkus

STARJOGJA.COM, Nasi Padang menjadi salah satu kuliner yang digemari masyarakat. Hampir di semua tempat dengan mudah menemukan makanan khas Sumatera Barat ini.

Nasi dengan rendang ataupun dendeng balado ditambah sayur singkong dan sayur nangka, lalu disiram kuah santan serta sambal rasanya sungguh nikmat sekali jadi sajian.

Terlepas dari kenikmatannya, sebenarnya nasi Padang bukan hanya berasal dari Kota Padang loh. Tapi semua wilayah Sumatera Barat. Cerita tenarnya nasi Padang dimulai pada abad ke-19, ketika Kota Padang menjadi pintu gerbang aktivitas perekonomian di Sumatera Barat. Di masa kolonial Belanda, di Sumatera Barat banyak tempat-tempat peristirahatan pejabat dan pedagang yang menjual hasil bumi.

Di sinilah bermunculan kedai-kedai nasi. Bagi masyarakat Minangkabau mereka menyebut lapau nasi, los lambuang atau karan. Sebutan ini jauh populer sebelum adanya sebutan Rumah Makan Padang.

Sementara itu, penamaan nasi Padang dimulai pada 1937 dengan adanya iklan yang menggunakan nama Restoran Padang atau Rumah Makan Padang yang dalam bahasa Belanda “Padangsch Restaurant”. Nasi Padang menjadi makin populer dimana-mana karena banyak para perantau Minang yang membawa cita rasa masakan ini keluar Sumatera Barat.

Baca juga : 14 Tahun Star FM : Terimakasih Para Mitra

 

Tradisi

Lalu kenapa nasi Padang kalau dibungkus lebih banyak porsinya ketimbang makan di tempat?

Sejarah nasi Padang yang dibungkus lebih banyak porsinya terdapat beberapa versi. Ada yang menyebut, tradisi ini sudah ada sejak zaman kolonial sebagai bentuk solidaritas sesama pribumi. Karena dahulunya yang hanya bisa menikmati makan di warung-warung nasi hanya para orang-orang Belanda.

Masyarakat miskin yang membeli dengan dibungkus diberi porsi lebih banyak agar bisa dimakan bersama keluarganya di rumah. Versi lain menyebutkan porsi yang dibungkus lebih banyak karena menghormati para pelanggan. Dengan dibungkus, pemilik restoran atau warung enggak perlu repot mencuci piring.

Berbagai versi ini tersirat makna orang Minang melestarikan nilai-nilai leluhur dalam berbagi dan menghargai sesama. Hingga saat ini kebiasaan porsi yang dibungkus lebih banyak tetap diwariskan di berbagai restoran ataupun warung Padang. Bagaimana, sudah tahu kan sekarang alasanya?

Sumber : Indozone

Baca juga : The Gorgeous 14th StarFM 101.3FM 

Sering Duduk Di Depan Komputer, Jaga Posisi Duduk Seperti Berikut

Previous article

Penangkapan Penguntit V BTS

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Culinary