Berkat lobby yang dilakukan Sri Sultan HB IX terhadap pemerintah Jepang pada saat itu, rakyat Jogja berhasil membangun aliran sungai yang menjadi bagian penting dari kemandirian dan kemakmuran warga Jogja yang mayoritas sebagai petani.
Menurut sejarah, ide pembangunan Selokan ini berdasarkan dari keinginan Sultan untuk melindungi rakyatnya dari kerja paksa romusa yang dilakukan Jepang pada saat itu.
Dalam benak Sultan, jika rakyat terpaksa harus mengikuti romusa, maka mereka harus tetap bekerja di wilayah Kasultanan Jogjakarta dan hasil dari kerja mereka harus bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan anak-cucu mereka kelak.
Banyak sumber menyebutkan bahwa ide Sultan untuk membangun Selokan ini berasal dari perkataan Sunan Kalijogo, salah seorang penyebar Islam di Nusantara, yang menyatakan bahwa bumi Mataram akan subur dan rakyatnya sejahtera jika Sungai Progo dan Sungai Opak bisa saling terhubung.
Bukti kecerdasan dan kebijaksanaan seorang Raja Mataram dengan solusinya sehingga bisa menyelamatkan warganya dari siksaan Romusha. Sebuah bangunan irigasi dengan rancangan arsitektur dimasa itu dengan kualitas bangunan yang jauh lebih baik dari pembangunan saat ini. Karya dari kerja keras penduduk Jogjakarta dengan alat seadanya berhasil membuat saluran irigasi yang sampai sekarang masih berfungsi dengan baik. Sudah selayaknya dan seharusnya bangunan ini dijaga kelestariannya, dirawat dengan baik sehingga tetap bisa mengairi ribuan sawah pertanian… Jogjakarta memang istimewa.