Flash InfoLifestyle

Ini Solusi Olahraga Bagi Penderita Asma & Obesitas

0

STARJOGJA.COM, HEALTH – Latihan fisik atau olah raga dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari, bahkan untuk orang dengan obesitas dan penderita asma.Sebuah penelitian menemukan pasien yang rutin berolahraga mengalami perbaikan dalam aktivitas fisik, bebas gejala asma, gejala depresi dan sleep apnea.

“Sebelumnya, olahraga dianggap berbahaya bagi pasien penderita asma karena mereka memiliki reaksi terhadap latihan dan saluran udara akan menyempit,” kata peneliti Celso Carvalho dari Universitas Sao Paulo, Brasil seperti dikutip dari Reuters.

Pada penelitian yang ditulis dalam jurnal Medicine and Science in Sports and Exercise, peneliti menargetkan program pelatihan aerobik yang dilakukan selama 3 bulan dapat menurunkan berat badan.

“Kami juga mempelajari bahwa olahraga baik untuk pasien asma dan bahkan lebih baik bagi mereka yang mengalami obesitas. Olahraga sebenarnya dapat mengurangi peradangan saluran napas dengan pasien-pasien ini,” ujarnya.

Carvalho bersama timnya meneliti 55 orang dewasa obesitas dengan asma untuk berpartisipasi dalam program penurunan berat badan dengan olahraga. Program itu termasuk dengan pelatihan aerobik dan angkat besi, atau program penurunan berat badan yang berfokus pada nutrisi, terapi psikologis, latihan pernapasan serta peregangan.

Setelah dua sesi per minggu selama 3 bulan, orang-orang dalam kelompok latihan dapat meningkatkan jumlah langkah mereka lebih dari 3.000 langkah per hari. Sementara itu, mereka yang tidak mendapatkan pelatihan hanya sekitar 730 langkah per hari.

Selain itu, kelompok latihan memiliki sekitar 15 hari bebas gejala asma per bulan. Kelompok latihan juga mengalami perbaikan yang lebih besar dari gejala depresi, kualitas tidur, dan apnea tidur obstruktif.

Alex van ‘t Hul dari Radbound University Medical Center di Nijmegan Belanda juga memiliki keyakinan sama bahwa pilihan pengobatan non-farmakologis penting dalam penanganan asma.

“Ada kecenderungan dokter untuk bergantung pada pengobatan farmakologis dan mengabaikan intervensi non-farmakologis. Studi itu menambah pengetahuan bahwa kecenderungan ini tidak benar,” tuturnya.

Namun, penelitian tersebut memiliki keterbatasan, pasalnya penelitian tersebut tidak menunjukkan kapasitas latihan pasien di awal. Namun secara keseluruhan, 40% dari kelompok latihan mengalami peningkatan 40% kekuatan otot, dan 11 peserta direklasifikasi pada kelas obesitas yang lebih rendah.

Dokter Vibeke Backer dari Universitas Cophenhagen di Denmark menilai temuan tersebut dapat juga diterapkan pada populasi umum untuk jenis penyakit lain.

Dalam studinya, Backer dan rekannya juga menemukan bahwa olahraga membantu pasien asma dari semua kategori berat. Mereka sekarang meneliti bagaimana kontrol asma berubah selama program latihan 8 minggu. Selanjutnya, mereka ingin memahami apakah olahraga dapat membantu pasien asma mengurangi ketergantungan mereka pada obat-obatan mereka.

“Olahraga adalah sesuatu yang dapat Anda lakukan yang tidak melibatkan obat-obatan. Dengan olahraga Anda dapat menemukan semua jenis kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan baik untuk kesehatan,” katanya.(DEN/Bisnis)

Disdukcapil Gunungkidul Dorong Masyarakat Membuat E-KTP untuk Kelancaran Pemilu

Previous article

Tim UGM Raih Emas dalam Kontes Robot Internasional di Amerika Serikat

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info