Esai

TPST Piyungan Bantul Bertahan Sampai Kapan?

0
sampah bantul

STARJOGJA.COM, SLEMAN – Beberapa waktu lalu saya menyempatkan berkunjung ke teman waktu SMA dan lama tidak bersua. Sejak awal tahun 2000-an kami terpisah karena harus kuliah di Semarang. Sedangkan teman saya tetap di Jogja.

Tarjo, begitu saya memanggilnya sejak masih di bangku SMA kelas 1 pertama kami saling kenal. Saking akrabnya dengan Tarjo, tidak jarang saya sering menginap di rumah Tarjo daerah Piyungan.

Saat pertama main ke rumah Tarjo, saya sempat kaget karena banyak truck pengangkut sampah yang melitas daerahnya.

Baca Juga : Pengelolaan Sampah Antarkan Univ. Budi Luhur dapat Penghargaan Kemenristekdikti

“Jo mau pada kemana truck pengangkut sampah itu?” tanya saya.

Tarjo menjawab, daerahnya sering dilintasi kendaraan pengangkut itu, menuju ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Bantul, lokasinya sekitar 3 km dari rumahnya.

Lama tak bersua, seminggu lalu tepatnya hari Minggu kami bertemu. Tidak jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu pada saat saya masih SMA. Jalan menuju rumah Tarjo masih menjadi rute truck pengangkut yang membawa sampah dari wilayah Sleman maupun Kota Jogja.

Disela-sela obrolan asik kami, saya sempat bilang kepada Tarjo, masih sama ya suasananya dengan waktu aku sering main kerumahmu di kala SMA, lihat truck-truck itu juga masih melintas mengantarkan bawaannya?

“Ya begitulah, tapi kemungkinan truck-truck itu sudah tidak melintas kawasan sini lagi jika di tahun 2022 TPST Piyungan akan tidak diaktifkan lagi,” kata Tarjo.

Dengan nada kaget saya bertanya kepada Tarjo. “Trus kalo sudah tidak dipakai lagi sampah-sampai itu mau dibuang kemana lagi, apa sudah ada tempat lain sebagai penggantinya,” tanyaku penuh antusias.

Tarjo menjawab dengan tenang saja.

“Itu baru katanya, karena saya juga tahu hanya dari media, yang konon menurut kajian TPST Piyungan hanya bisa bertahan sampai 2 tahun lagi. Itu kan keuntungan buat kami to. Karena tidak akan lagi terganggu dengan adanya kendaraan pengangkut sampah yang kadang-kadang baunya menyengat banget,” kata Tarjo penuh semangat.

“O jadi seperti itu, semoga bener deh kalau mau ditutup, dan ada tempat pembuangan sampah yang lebih baik lagi sebagai penggantinya,” kata saya.

Tak terasa saking asiknya obrolan kami sampai ngelantur kemana-mana, termasuk menceritakan anak-anak kita yang sudah mulai masuk bangku Sekolah Dasar.

Bagi saya, rencana penutupan TPST Piyungan merupakan kabar baik. Karena, akan mengurangi pencemaran udara yang mengganggu bagi masyarakat sekitarnya.

Saya juga mempunyai harapan agar wilayah-wilayah yang selama ini membuang sampahnya ke TPST Piyungan sudah mempersiapkan tempat lain dengan pengelolaan lebih baik dan ramah lingkungan.

Bayu

Pasokan Listrik di Wilayah Jateng – DIY Masih Belum Normal

Previous article

Jangan Dipaksa Karena Dipaksa Itu Sakit

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai