FeatureNews

Walhi DIY Soroti Konsep TPST Piyungan

0
sampah bantul
Tumpukan Sampah di Demangan (FOTO : Istimewa )

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi DIY menyoroti penutupan TPST Piyungan karena sejak awal konsep sistem sanitary landfill (metode pemusnahan sampah dengan cara menimbun dan memadatkan sampah di tanah) tidak diterapkan. TPST Piyungan justru berubah ke open dumping (sampah dibuang begitu saja tanpa perlakuan lebih lanjut).

“Dalam perencanaan menggunakan sistem sanitary landfill tapi prakteknya ternyata open dumping kapasitasnya cepat over karena tidak sesuai dengan direncanakan dari awal,” kata Direktur Walhi DIY, Halik Sandera kepada Starjogja 101,3 FM Senin (1/4/2019).

Menurut Halik sanitary landfill memiliki perlakuan yang berbeda terhadap sampah. Sehingga hasilnya akan berebda ketika menggunakan sistem open dumping.

Baca Juga : Penambahan Dermaga Sampah di TPST Piyungan

“Sanitary landfill kan sampah ditata dengan ketinggian tertentu dilapisi tanah lalu sampah lalu lapisan tanah. Beda open dumping sampah dalam ketinggian tertentu tidak ada proses,” katanya.

Melihat kondisi TPST Piyungan saat ini untuk mengembalikan ke sistem sanitary landfill perlu kajian lebih lanjut. Hal ini untuk memastikan apakah kembali menggunakan metode sanitary landfill akan mengurangi kapasitas sampah.

“Paling mendesak adalah bau yang menjangkau radius tertentu itu yang harus diselesaikan. Proses pengangkutan tiga wilayah standarisasi kendaraan itu belum standar,” katanya.

Standarisasi Kendaraan Sampah

Halik melihat proses pengangkutan sampah dari depo di masing-masing kabupaten kota belum menggunakan kendaraan yang sesuai standar. Hal ini terlihat dari truk pengankut sampah menuju TPST Piyungan yang belum tertutup rapat.

“Dia belum tertutup di ruas jalan ada ceceran sampah yang terbang karena hanya ditutup terpal. Lalu ada air limbah atau air lindi juga,” katanya.

Menurutnya pemerintah dalam konteks pengurusan sampah harus menangani betul pengangkutan di TPS ke Piyungan.

“Kendaraan tidak bocor air lindi tidak berceceran di jalan dan tertutup ada design bak dump truck harus didesain dipastikan sampah tidak berceceran di ruas jalan,” katanya.

Melihat kondisi saat ini perlu juga peran masyarakat terutama menangani sampah organik rumah tangga. Masyarakat harus merubah pola hidup saat pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang mempengaruhi produksi sampah.

“Bagaimana dalam pemenuhan membeli dalam satu minggu atau satu bulan. Saat belanja sudah melakukan membwa tas belanja sendiri. Mahasiswa juga harus peduli dengan sampah,” katanya.

UNBK SMA/MA Hari Pertama di Jogja dan Sleman Lancar

Previous article

Burger Vegetarian Jadi Penanda April Mop

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature