Health

Angka Kematian Covid -19 di India Lampaui China

0
puncak Omicron
Migrant workers and their families board buses during a lockdown imposed due to the coronavirus in New Delhi, India, on Saturday, March 28, 2020. Indian Prime Minister Narendra Modi ordered the unprecedented move this week in a bid to replicate China’s relative success containing the coronavirus outbreak. But he faces perhaps more obstacles than his neighbor President Xi Jinping, who leveraged the Communist Party’s centralized control to isolate some 60 million people in the province of Hubei, where Covid-19 first emerged. Photographer: Anindito Mukherjee/Bloomberg

STARJOGJA.COM, Info – Angka kematian di India akibat virus Corona Covid-19 telah mencapai 4.695 jiwa. Jumlah angka kematian virus Corona Covid-19 di India melampaui negara China, ini berarti menggantikan China sebagai episenter virus corona di Asia.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (29/5/2020), China yang menjadi tempat pertama penyebaran virus corona kini memiliki angka kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan India. China mencatatkan angka kematian sebesar 4.638 jiwa sedangkan India lebih tinggi dengan 4.695 jiwa.

Adapun, jumlah kasus di India mencapai 165.386 menurut data worldometer sedangkan China dengan 82.995 kasus. Negara dengan populasi 1,3 miliar penduduk itu menggandakan angka kematian akibat corona dalam waktu kurang dari sebulan.

Tercatat, jumlah kematian bertambah lebih dari 1.000 jiwa pada periode tersebut. Dengan demikian, para ahli memproyeksikan bahwa penyebaran virus corona tak akan mencapai puncaknya hingga Juni atau Juli.

Baca Juga : Lah, India Lockdown Malah Ada 3.787 Kasus Positif Baru Corona

Direktur Eksekutif George Institute of Global Health, Vivekanand Jha mengatakan bahwa harapannya karantina wilayah bisa mencegah penularan.

“Namun, itu tidak terjadi,” katanya.

Hal itu menjadi penanda bahwa penyebaran virus corona mulai terlihat di negara berkembang saat negara-negara maju lebih dulu merasakan dampaknya dengan jumlah kasus dan kematian yang lebih tinggi.

Potret yang sama juga terjadi di Brasil. Brasil menjadi episenter di Amerika Latin bahkan kini jumlah kasusnya menduduki posisi kedua secara global, setingkat di bawah Amerika Serikat.

Baca Juga : India Gunakan Alat Pemurni Darah Hadapi Virus Corona

Para ahli kesehatan telah memperingatkan sebelumnya bahaya virus corona yang muncul di negara berkembang seperti India karena memiliki strategi terbatas untuk melawan penyebaran virus.

Langkah karantina wilayah pun tak bisa dijalankan selama masyarakat bergantung pada pendapatan harian dan adanya kerumunan di wilayah kumuh sehingga praktik pembatasan sosial pun tak bisa diterapkan.

Di sisi lain, sistem kesehatan tak memiliki kapasitas yang mumpuni bahkan pada kondisi normal. Jha menilai sistem kesehatan akan berada pada posisi yang sulit. Dia menyebut fasilitas yang tersedia tak akan bisa memenuhi kebutuhan.

“Bila itu yang terjadi, sayangnya, kita akan melihat banyak orang yang menderita,” katanya.

Peningkatan infeksi virus corona di India turut terpacu akibat Perdana Menteri India, Narendra Modi meminta agar karantina wilayah diperlonggar secara bertahap sehingga mampu meningkatkan kegiatan ekonomi. India sendiri diproyeksi bakal mengalami kontraksi pertama kalinya selama 40 tahun terakhir.

Sumber : Bloomberg

Spanyol Segera Membuka Pariwisata untuk Turis Eropa

Previous article

Saya Tidak Bisa Bernafas George Floyd, Picu Meluasnya Demo

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health