News

Indonesia Jadi Pasar Empuk Pariwisata Ramah Muslim

0
lama tinggal wisatawan
wisata Goa Tanding (Riko)

STARJOGJA.COM, Info – Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedi meminta kepada pelaku usaha pariwisata Tanah Air untuk mempersiapkan diri sekitar 2 tahun mendatang. Persiapan ini berkaitan dengan sektor pariwisata ramah muslim yang akan menjadi tren seiring pemulihan ekonomi.

“Pengusaha mesti mencari kiat-kiat menjelang tren pariwisata ramah muslim booming yang diprediksi terjadi dalam kurun waktu 2 tahun ke depan,” ujar Didien kepada Bisnis.com, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga : Dinas Pariwisata DIY Maksimalkan Potensi Wisata Malam

Dia menambahkan pariwisata ramah muslim merupakan paradigma yang dibangun oleh pemerintah dan pelaku usaha Indonesia selama beberapa tahun belakangan.

Baik pelaku usaha maupun pemerintah, lanjut Didien, telah mencermati potensi yang dimiliki Indonesia sebagai pusat pariwisata ramah muslim di peta persaingan global. Populasi penduduk yang mayoritas muslim disebut menjadi faktor pendukung utama.

Dalam penerapannya, kata Didien, industri pariwisata dalam negeri perlu menjaga keterbukaan bagi seluruh segmen konsumen pariwisata. Dengan demikian, wisatawan nonmuslim pun tetap menjadi peluang bagi pelaku usaha wisata ramah muslim untuk meraup cuan.

Sebagai informasi, selama pandemi melanda dan memberikan dampak signifikan kepada industri hotel, restoran, dan kafe (horeka), sektor-sektor lain seperti makanan siap saji dan layanan pengiriman makanan untuk produk halal di Indonesia justru mengalami ledakan pertumbuhan.

Berdasarkan laporan State of Global Islamic Economy Report 2020/2 (SGIE), Indonesia masuk ke dalam barisan 3 besar negara dengan nilai investasi tertinggi untuk produk-produk halal yang mencapai US$6,3 miliar pada 2020 atau tumbuh 219 persen sejak tahun lalu.

Dari segi jumlah kesepakatan investasi terkait dengan makanan halal, Indonesia duduk di peringkat kedua dengan total 10 kesepakatan. Di bawah Malaysia dengan 16 kesepakatan dan unggul dibandingkan dengan Uni Emirat Arab dengan 8 kesepakatan.

Menurut laporan tersebut, ke depannya tren prositif investasi untuk sektor-sektor produk-produk halal diperkirakan terus berlanjut, terutama dalam layanan pengiriman, makanan halal berbasis kesehatan, dan makanan halal siap saji.

 

Sumber : Bisnis

Bayu

Pemesanan Hotel di Bali Saat Nataru Capai 30 Persen

Previous article

Fungsi Lampu Hazard yang Banyak Orang Tidak Tahu

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News