News

Tiga Kunci Objek Pariwisata Bertahan dari Pandemi

0
ganjil genap
kalisuci (istimewa)

STARJOGJA.COM, Info – Sandiaga Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai kunci dalam menghadapi megashift (perubahan besar) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif akibat pandemi Covid-19 adalah dengan mengimplementasikan tiga kunci aspek yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Dia menjelaskan aspek inovasi, dengan memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produk kreatifnya, sehingga layanan yang diberikan akan lebih maksimal.

Aspek adaptasi, yakni menerapkan protokol kesehatan yang berlaku di era kenormalan baru. Sementara, aspek kolaborasi yakni bekerja sama dengan seluruh unsur pentahelix, sehingga pemulihan dan kebangkitan di sektor parekraf dapat segera terwujud.

Hal ini dikarenakan, dampak dari pandemi Covid-19 yang telah mengakselerasi karakteristik ekonomi pariwisata baru, berdasarkan hygiene, low mobility, less crowd, dan low touch atau yang biasa disebut dengan personalized, customized, localized, and smaller in size.

Baca juga : Kepatuhan Pada Protokol Kesehatan Kunci Tarik Wisman

“Ini yang harus kita sadari sebagai realita baru, untuk mencetak peluang-peluang baru di tengah pandemi. Untuk itu, inovasi, adaptasi, dan kolaborasi adalah kunci utama kita dalam menghadapi dinamika yang terus terjadi,” kata Sandiaga dalam siaran pers, Jumat (30/7/2021).

Dia menjelaskan bahwa konsep 3A (attraction, amenity, access) juga mengalami perubahan karena terbentuknya ekonomi pariwisata baru. Attraction pariwisata saat ini lebih mengedepankan nature and culture, karena atraksi yang menawarkan konsep eco, wellnes, dan advanture akan lebih diminati dan akan menjadi mainstream baru di industri pariwisata.

Selain itu, lanjutnya, amenity berdasarkan aspek keramahtamahan (hospitality service) menjadi hal penting yang harus dilakukan para pelaku usaha kepada konsumen. Pelayanan ini tentunya disempurnakan dengan karakteristik dari ekonomi pariwisata baru yang hygiene, low touch, dan less crowd.

“Karena, di era pandemi, wisatawan semakin peduli terhadap cleanliness, health, safety, and environmental sustainability,” ujarnya.

Kemudian, access yang meliputi domestic micro tourism, karena di tengah pandemi pergerakan wisatawan antarnegara kian dibatasi. Dalam menghadapi perubahan yang terjadi, para pelaku usaha di sektor parekraf agar menyiapkan secara 360 derajat the side, the sound, the feel, the taste, the vibration, the resonance.

Begitu wisatawan menginjakkan kaki di suatu destinasi wisata, mulai dari musik, aroma, hingga kuliner khas harus dimunculkan.

Sumber : Bisnis

Bayu

Sapda Produksi Buku Panduan Distribusi Konten untuk Disabilitas

Previous article

Jokowi Sebut Pemerintah Tidak Prediksi Varian Delta Masuk Indonesia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News