Kab Bantul

18 Guru SMA di Bantul Positif Covid-19, Kembali PJJ

0
Guru Bantul Covid-19
UNBK di Bantul Lancar di tengah wabah covid-19 (Ujang/harianjogja)

STARJOGJA.COM, Info –   Sebanyak 18 guru sekolah menengah atas negeri (SMAN) 1 Bantul terpaksa harus menjalani karantina di rumah setelah empat siswa sekolah dinyatakan positif Covid-19. Proses belajar mengajar sebagian dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) namun sebagian lainnya tetap melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Kepala SMAN 1 Bantul, Ngadiya mengatakan 18 guru yang menjalani karantina 14 hari di rumah bervariasi, sebagian ada yang sudah selesai menjalani karantina sejak 16 Februari lalu. Namun sebagian besar masih proses karantina sampai 22, 24, 25, hingga 28 Februari mendatang.

“Yang sudah selesai menjalani karantina kembali masuk sekolah untuk PTM. Yang masih karantina terpaksa mengajar dari rumah,” kata Ngadiya, saat dihubungi Senin (21/2/2022). Ia memastikan sejauh ini guru yang menjalani karantina tersebut tidak bergejala sehingga tidak perlu dilakukan tes swab PCR.

“Tadi informasi dari Puskesmas jika ada yang bergejala segera menghubungi Puskesmas. Sementara jika tidak bergejala cukup karantina 14 hari di rumah,” ucapnya.

Menurut Ngadiya, belasan guru yang menjalani karantina tersebut karena dianggap kontak erat dengan empat siswa yang sudah dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR. Siswa yang positif Covid-19 tersebut terdapat di kelas X, XI, dan IX. Proses belajar mengajar di kelas yang terdapat siswa positif Covid-19 pun dilakukan secara PJJ.

Baca juga: Angka Covid-19 Bantul Turun, Shelter Kosong

Sementara itu bagi siswa kelas lain yang tidak terdapat siswa positif Covid-19 tersebut tetap diminta untuk PTM terbatas 50%. “Misal kelas XII IPA I PJJ, siswa lainnya karantina di rumah. IPA 2 IPA 3 tetap masuk karena nggak ada yang positif,” ujar Ngadiya.

Ngadiya membantah guru yang menjalani karantina tetap mengajar di kelas seperti yang disampaikan oleh orang tua siswa. Namun demikian tetap mengajar dari rumah secara daring sementara siswanya yang tidak masuk kontak erat tetap masuk kelas untuk pembelajaran.

“Jadi guru yang karantina itu mengajar dari rumah, kemudian siswa yang tidak masuk kontak erat masuk di kelas untuk belajar secara daring bersama-sama,”ungkapnya.

Pihaknya juga memberlakukan PTM 50 persen yakni 50% siswa belajar di sekolah mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.30 WIB (sesi pertama), sedangkan 50% lagi belajar di sekolah mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

“Jadi umpamanya satu kelas, siswanya kita bagi separuh masuk pagi, separuhnya lagi masuk siang. Siswa yang masuk adalah siswa yang tidak kontak erat dan tidak sakit. Kalau ada keluhan sakit diminta untuk mengikuti PJJ dari rumah saja,” tandas Ngadiya‎.

Sementara itu, salah satu orang tua siswa SMAN 1 Bantul, Agung meminta semua proses pembelajaran di SMAN 1 Bantul sementara dilakukan secara daring selama proses tracing siswa dan guru yang saat ini sedang menjalani karantina. Ia khawatir yang menjalani karantina kemudian selesai karantina 14 hari kemudian masuk kelas kembali itu ketika di tes swab PCR hasilnya positif sehingga bisa menularkan kepada siswa lainnya.

“Harapan wali murid itu,untuk satu minggu kedepan pembelajaran diganti secara daring, kemudian dilakukan tracing dan testing agar ada kepastian siswa dan guru yang positif terpapar Covid-19,” ujarnya.

Sumber : Harian Jogja
Bayu

Kasus Covid-19 di DIY Belum Puncak, PTM Dikurangi

Previous article

Aturan Menag Soal Pengeras Suara  di Masjid atau Mushola 

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Bantul