Flash Info

Mubeng Beteng 2022 Masih Ditiadakan

0
Mubeng Beteng
STARJOGJA.COM, Info –  Peringatan menyambut pergantian Tahun Baru Jawa 1 Sura Ehe 1955/1 Muharram 1444 H, masih digelar tanpa Lampah Mubeng Beteng. Memasuki malam 1  Sura, masyarakat Yogyakarta biasanya mengadakan Lampah Mubeng Beteng atau mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta. Prosesi tersebut dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi benteng keraton sembari tapa bisu atau tanpa berbicara sebagai sarana introspeksi diri. 
Sebagai gantinya, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta menyelenggarakan doa bersama dan pembacaan macapat. Agenda ini hanya dihadiri oleh Abdi Dalem secara terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat.

KRT Wijaya  Pamungkas menyampaikan bahwa prosesi Mubeng Beteng ditiadakan, namun diganti dengan doa bersama.

“Prosesi mubeng beteng menyambut pergantian tahun baru Jawa atau malam 1 Sura masih ditiadakan mengingat suasana pandemi yang belum kondusif. Sebagai gantinya diadakan prosesi doa bersama dan pembacaan macapat, seraya memohon kepada Yang Mahakuasa agar setahun ke depan berjalan lancar dan pandemi ini lekas usai,” ungkap Kanjeng Wijaya Pamungkas selaku perwakilan panitia penyelenggara.

Agenda akan berlangsung di Kagungan Dalem Bangsal Pancaniti, kompleks Pelataran Kamandungan Lor (area Keben) pada Jumat Legi malam Sabtu Pahing (29/07) mulai pukul 18.00 WIB. Diawali dengan lantunan Kidung Pandonga atau tembang macapat, yang dipimpin oleh KMT Projosuwasono.

Selanjutnya akan ada Utusan Dalem yang hadir untuk membuka acara. Terakhir, agenda ditutup dengan doa awal tahun secara bersama-sama yang dipimpin oleh Kanca Kaji.

Pada 1-3 Agustus 2022, Museum Pagelaran dan Kedhaton Keraton Yogyakarta akan tutup sementara bagi wisatawan. Hal ini bertepatan dengan agenda Siraman Pusaka yang biasa digelar saat bulan Sura.

Siraman atau jamasan pusaka di kompleks Kedhaton tertutup untuk umum. Sedangkan Jamasan Kereta Kencana dapat disaksikan oleh masyarakat dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Nantinya akan ada dua kereta kencana yang dijamas, yakni Kanjeng Nyai Jimat sebagai kereta utama dan Kiai Manik Retno sebagai kereta pendherek (kereta pengiring).
Sumber : Humas Kraton
Bayu

Pastikan Namamu ada di Lindungihakmu

Previous article

Rayakan HUT ke-13, Star FM Ingin Makin Unbeatable

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info