HealthLifestyle

Pastikan Ginjal Sehat dengan Periksa Urine dan Darah

0
ginjal bocor
penyakit ginjal kronis

STARJOGJA.COM, Info  — Endang Susalit Dokter Spesialis Penyakit Dalam meminta masyarakat agar selalu menjaga ginjal tetap sehat. Ia mengatakan cara memastikan ginjal sehat dengan melakukan pemeriksaan urine dan kadar kreatinin dalam darah.

“Ambil darah atau dengan pemeriksaan urine, ada protein yang bocor, diperiksa melalui mikroskop melihat zat-zat yang seharusnya tidak ada seperti sel darah merah,” kata dia dalam acara “Grand Launching Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals ASRI” di Jakarta, Kamis.

Endang yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu menuturkan, bila kadar kreatinin dalam darah normal, kemudian tak ditemukan zat bukan seharusnya di urine, maka ginjal dapat dikatakan normal.

Baca juga : Konsumsi Kopi Berlebih Berisiko Merusak Jantung dan Ginjal

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), pemeriksaan darah dilakukan untuk memastikan fungsi ginjal berjalan baik. Tes darah kreatinin serum mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Jika ginjal seseorang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka kadar kreatinin serum naik.

Tingkat normal pada seseorang akan bergantung pada jenis kelamin, usia, dan jumlah massa otot yang dimiliki tubuhnya.

Selain tes darah kreatinin, ada juga pemeriksaan filtrasi glomerulus (GFR) untuk melihat seberapa baik ginjal membuang limbah, racun, dan cairan ekstra dari darah.

Disisi lain, ada juga pemeriksaan urine dilakukan untuk mencari albumin atau protein yang diproduksi hati dalam urine. Salah satu tanda awal penyakit ginjal yakni ketika protein bocor ke dalam urine atau disebut proteinuria.

Menurut CDC, orang-orang dengan diabetes termasuk yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal kronik sehingga dokter umumnya merekomendasikan mereka melakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Ini merupakan suatu kondisi ginjal menjadi rusak dari waktu ke waktu dan tidak dapat menyaring darah sebagaimana mestinya.

Endang mengatakan penyakit ginjal kronik saat ini menjadi masalah kesehatan di Indonesia dengan angka prevalensi sekitar 10 persen pada orang dewasa.

Menurut dia, kondisi ini bila tidak dapat diatasi dengan pengobatan dan diet rendah protein akan berakhir dengan gagal ginjal yang menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien yang pada umumnya memerlukan pengobatan pengganti ginjal, yaitu dialisis atau transplantasi ginjal.

“Dapat dikatakan bahwa transplantasi ginjal merupakan terapi gagal ginjal paling ideal karena bisa mengatasi permasalahan akibat penurunan fungsi ginjal, tidak seperti dialisis yang hanya dapat mengatasi sebagian masalah saja,” demikian kata dia.

Sumber :  Antara

Bayu

Anggaran LPJU  di Bantul Menurun

Previous article

Film Dear David Tayang di Netflix Februari

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health