JogjaKUNews

Tak Mudah dan Tak Murah, Ini Sejumlah Upaya Menjaga dan Menyelamatkan Naskah Warisan Keraton Yogyakarta

0
dan Menyelamatkan Naskah Warisan Keraton YogyakartaMenyelamatkan Naskah Warisan Keraton Yogyakarta
Sejumlah abdi dalem merawat naskah Keraton Yogyakarta

STARJOGJA.COM, Keraton Yogyakarta memiliki ribuan layang, serat, babad, dan dokumen-dokumen kenegaraan yang diterbitkan sejak awal kerajaan ini berdiri.

Kawedanan Widya Budaya merupakan pusat penyimpanan naskah dan arsip Keraton Yogyakarta. Ribuan dokumen tersebut diterbitkan sejak abad ke-18. Tentu butuh pengelolaan dan perawatan yang komprehensif demi menjaga naskah-naskah tersebut dari kerusakan. Terutama naskah yang memuat kunci-kunci sejarah dan mengandung nilai sastra yang tinggi.

Sebagai upaya untuk menumbuhkan pemahaman terkait dengan sejarah Yogyakarta, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar acara bertajuk Kegiatan Wisata Arsip V pada Kamis (16/11/2023). Salah satu tempat yang dikunjungi dalam kegiatan wisata arsip yang digelar oleh DPAD DIY ini adalah Kraton Yogyakarta. Peserta meliputi insan media, pegiat media sosial hingga masyarakat umum.

Peserta mengunjungi Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Widya Budaya Kraton Yogyakarta untuk melihat secara langsung khasanah arsip statis dan proses pengelolaannya. KRT Rinta Iswara selaku Penghageng II KHP Widya Budaya, dalam kesempatan ini menjelaskan sejarah pengelolaan arsip yang ada di Kraton Yogyakarta.

KHP Widya Budaya Kraton Yogyakarta merupakan lembaga pengelolaan arsip, dan pengelolaan bahan pustaka. Mereka juga melaksanakan pawiyatan/pelatihan, dan melaksanakan upacara-upacara adat seperti labuhan, jamasan, dan grebeg.

Baca juga : Star Insight Oktober 2023

Penyelamatan Naskah Warisan Keraton

Pengelolaan arsip di keraton menghadirkan tantangan tersendiri. Sebagian besar naskah tertulis dalam aksara Jawa dengan sejumlah bahasa seperti Jawa, Belanda, Arab hingga penggunaan Pegon. Moh Ali Pitoyo, arsiparis serta penanggung jawab restorasi DPAD DIY mengungkapkan, Tugas utamanya di kawedanan selain mengelola arsip adalah merestorasi naskah-naskah lama yang terancam rusak.

Arsip Nasional memberi bimbingan pada tahap awal restorasi. Naskah-naskah yang rusak parah diprioritaskan. Ada beberapa penyebab kerusakan naskah. Di luar faktor usia, bahan naskah bisa menjadi pemicu.

Ada tinta-tinta tertentu mengandung kadar zat besi yang terlalu tinggi justru membuat kertas berlubang. Faktor cuaca yang terlalu panas dan lembap juga berpengaruh. Inilah mengapa arsip harus ditempatkan di ruang ber-AC dengan suhu tertentu.

Proyek bersama Dinas Kearsipan tersebut tidak berjalan tanpa tantangan. Tenaga-tenaga baru yang lebih energik dihadirkan untuk melayani permintaan akses arsip, apalagi saat itu ruang arsip sedang direnovasi sehingga arsip-arsip dipindahkan ke beberapa tempat berbeda. Konsekuensinya, para pengelola arsip harus hilir mudik mengambil arsip yang dibutuhkan.

Kondisi naskah yang mulai rapuh juga menuntut tim arsip melakukan sejumlah terobosan, seperti digitalisasi naskah. Naskah-naskah yang ada direkam dalam format digital. Selain untuk mengabadikan isinya, metode ini akan memperpanjang usia naskah asli yang tak boleh sering-sering tersentuh tangan. Nilai plusnya, arsip lebih mudah dicari dan diakses.

Dipandu oleh KRT Rinta Iswara selaku Penghageng II KHP Widya Budaya  pengelolaan arsip peserta melihat langsung alih media arsip, restorasi arsip, dan layanan akses arsip. Mereka juga menyaksikan setiap tahapan restorasi arsip yang tidak mudah.

Biaya dari prosesnya juga tidak murah, mengingat sejumlah bahan harus diimport. Misal tissue Jepang yang dibutuhkan untuk melapisi naskah yang rapuh, harus didatangkan langsung dari Jepang.

Baca juga : The Gorgeous 14th StarFM 101.3FM 

Foto Borobudur dan Selimut Nusantara Dipamerkan di Museum Louvre  Paris

Previous article

Jangan Sampai Ambyar, Restorasi Arsip Rapuh Bisa ke DPAD DIY

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU