LifestyleSport

Alasan Para Atlet di Tanah Air Pahami Zat Kafein, Kreatin dan Minuman Berenergi

0
Organisasi Anti-Doping Indonesia (IADO) meminta atlet memahami kandungan zat kimia seperti kafein, kreatin, maupun minuman berenergi.
Bupati Sleman Sri Purnomo berfoto bersama dengan para atlet Asian Games di Rumah Makan Pringsewu, Rabu (9/9/2018). - Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati

STARJOGJA.COM, Info – Para atlet di tanah air harus paham apa saja yang dikonsumsinya terutama minuman, obat atau suplemen agar tidak mengkonsumsi zat yang m engandung doping. Organisasi Anti-Doping Indonesia (IADO) meminta atlet memahami kandungan zat kimia seperti kafein, kreatin, maupun minuman berenergi.

“Bahan kimia kafein, kreatin, minuman berenergi harus dipahami secara tepat oleh para atlet agar kondisi kesehatan mereka tetap terjaga saat mengikuti kompetisi,” kata Ketua Umum IADO Gatot S. Dewa Broto saat dihubungi melalui sambungan telpon di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, kafein merupakan stimulan kimiawi alami dan termasuk dalam kelas senyawa methylxanthines dan mengandung antioksidan. Saat ini, kata dia, kafein ada dalam daftar pemantauan World Anti-Doping Agency (WADA) yang berarti tidak dilarang. Selain itu, kreatin juga tidak dilarang, meskipun kreatin dapat memiliki efek kecil pada performa namun efeknya tidak dijamin.

Gatot menjelaskan, para atlet juga sering kali tergoda oleh minuman berenergi yang sangat mudah didapatkan di toko atau minimarket ketika ingin mencoba mendapatkan sumber energi secara cepat.

“Namun, penting untuk diketahui bahwa minuman berenergi belum tentu merupakan cara yang sehat, atau bahkan aman untuk hidrasi tubuh,” ujarnya.

Minuman berenergi, dia melanjutkan, juga dapat mengandung kafein dalam jumlah besar atau bahan lain yang dapat berbahaya, dan banyak dari produk ini menghindari undang-undang pelabelan, sehingga sulit untuk mengetahui dengan pasti apa yang ada di dalam minuman berenergi.

Gatot menjelaskan, ditemukan pula dalam minuman berenergi dapat mengandung kafein hingga enam kali lebih banyak daripada minuman soda. Semakin tinggi dosisnya, semakin besar kemungkinan mengalami kegelisahan, menderita insomnia, detak jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar, berkeringat, gugup, atau kejang.

Ia menyebutkan, bukti lebih lanjut tentang risiko minuman energi berkafein tinggi, terjadi pada seorang pemain muda sepak bola Dakota Sailor yang mengalami kejang dan berhenti bernapas setelah mengonsumsi dua minuman energi.

Gatot menekankan ketika hendak mengkonsumsi zat kimia yang terkandung dalam makanan dan minuman, para atlet perlu untuk pro-aktif bertanya kepada dokter untuk memastikan aspek keamanan atau risiko.

“Jangan sampai salah langkah mengkonsumsi sesuatu yang dapat membahayakan tubuh dan karir olah raga,” ujarnya.

Sumber : Antara

Baca juga : Kenikmatan dan Tantangan Kafein bagi Pencinta Kopi

Bayu

Manfaat Stem Cell bagi Kesehatan Tubuh

Previous article

Alasan Perusahaan Nike PHK 1.600 Karyawan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Lifestyle