Kab SlemanNews

Studi Banding ke Denpasar, Perhatian DPRD Sleman di Sektor Ini

0
dprd sleman
dprd slemanberkunjung ke denpasar bali (bayu)

STARJOGJA.COM, Info – Setidaknya ada tiga sektor yang menjadi perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sleman dalam studi banding ke DPRD Kota Denpasar Bali yaitu pariwisata, budaya hingga pertanian. Studi banding ke Denpasar ini dipimpin Ketua DPRD Sleman Haris Sugiharta, tiga Wakil Ketua yaitu Arif Kurniawan, Tri Nugroho serta HR Sukaptono, bersama dengan Bagian Sekretariat DPRD Sleman dan sejumlah wartawan di DPRD Sleman.

Saat berada di DPRD Kota Denpasar anggota DPRD Kota Denpasar, yaitu Agung Widiada, Agung Sujana, Made Setiadi dan Agus Wirajaya, menerima tamu dari Sleman ini dikantor DPRD setempat, Jumat (3/5/2024) lalu.

Agung Widiada mengatakan jika di Denpasar Bali masih mengandalkan informasi yang baik untuk pariwisata di Bali. Sehingga penting melakukan kerjasama yang baik dengan media.

“Komunikasi dengan media. Selalu koordinasi dan dikomunikasikan. Seperti soal lahan parkir. Sampai saat ini tidak ada yang bikin heboh,” katanya.

Selain itu untuk pengelolaan pariwisata pemerintah Bali terutama di Denpasar menggandeng desa adat. Hal ini penting demi keberlanjutan wisata di daerahnya terutama di tingkat desa.

“Bali itu ada dua desa, salah satunya desa adat. Desa adat ini memiliki peran membantu pemerintah terutama untuk membantu keamanan dan kenyamanan. Ada ungkapan negara tidak berseberangan dengan agama,” katanya.

‌Hal senada diungkapkan Agus Wirajaya anggota DPRD Kota Denpasar mengatakan desa adat ini memiliki peranan penting dalam pariwisata Denpasar. Sehingga wisata di Denpasar dapat berjalan baik hingga saat ini.

‌”Desa adat punya aturan sendiri. Banyak tempat wisata yang pengelolaannya oleh desa adat dan pendapatannya dibagi dua. Sehingga dijaga betul. Ada sedikit isu maka angsung dilakukan komunikasi,” katanya.

Sementara itu Ketua DPRD Sleman Haris Sugiharta mengatakan banyak kesamaan antara Sleman dan Denpasar dalam pengelolaan daerah. Diantaranya tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) antara Sleman dengan Denpasar, pembangunan sektor pariwisata dan budaya.

“Iinti dari studi banding ini adalah sinergitas atau komunikasi dengan teman teman media dengan anggota legistlatif maupun eksekutif hal hal yang belum teradopsi di DPRD pasti akan kami lakukan di Sleman,” katanya.

Haris mengatakan salah satu yang menarik dari Denpasar adalah tentang potensi pariwisata dengan desa adatnya. Sehingga penting untuk melihat hal ini apakah dapat diterapkan di Sleman.

“Potensi pariwisatanya dengan desa adat dan budayanya. Satu sisi bahwa pembagian pendapatan bagi dua dengan pemerintah dengan desa adat. Sangat mungkin terjadi (dimplementasikan) terutama dari sektor pariwisata kalau pajak dan hotel hampir sama lah,” katanya.

Wakil Ketua DPRD Sleman HR. Sukaptana menyoroti tentang pertanian di Kota Denpasar. Hal inimungkin juga dapat dilakukan di Sleman.

“Sektor pertanian akan digalakkan, ada aturan di Denpasar lahan hijau untuk pertanian tidak bisa dirubah lagi mungkin bisa di Sleman sebagai penyangga pangan,” katanya.

Sukaptana juga menyoroti tentang pengelolaan budaya yang ada di Bali. Sementara di Denpasar dan Sleman memiliki kesamaan sehingga penting untuk menerapkannya di Sleman.

“Wisata budaya jelaslah, padahal di Sleman banyak budaya namun belum terangkat semuanya hasil di Bali ini nanti kita adopsi di Sleman,” katanya.

Baca juga : DPRD Sleman Dukung Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal

Bayu

Melihat Desa Terbersih di Dunia, Desa Adat Panglipuran Bali

Previous article

Jadwal Pemadaman Listrik DIY, Senin 6 Mei 2024

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman