Kab SlemanNews

Produksi Kopi Sleman Masih Rendah

0
Festival Kopi Papua

Menjamurnya pecinta kopi mendorong petani di Lereng Merapi Sleman menanam varietas baru, antara lain arabika jenis kartika. Sayang, produksi kopi di Sleman yang rata-rata 15 ton per tahun belum dapat memenuhi tingginya permintaan pasar.

Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Rofiq Andriyan menyampaikan, petani masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan kopi kartika di pasaran. Hal itu dikarenakan permintaannya cukup banyak. “Produksi kopi kartika masih rendah sehingga petani kewalahan memenuhi permintaan pasar,” tuturnya saat ditemui di kantor dinas, Selasa (15/3/2016).

Menurut Rafiq saat ini hanya ada dua kelompok tani kopi yang menanam jenis kartika. Selain di Kinahrejo, produksi kopi tersebut berada di Petung. Keduanya berada di Desa Umbulharjo, Cangkringan. Jumlah pohon kopi kartika yang ditanam di Lereng Merapi kurang lebih 200 batang. Satu pohon dapat menghasilkan lima sampai delapan kilogram biji kopi per tahun. Sementara kopi biasa satu pohon hanya bisa menghasilkan empat sampai enam kilo gram per tahun. “Jumlah petaninya masih sangat terbatas. Padahal, kopi kartika unggul dalam jumlah hasil panennya,” katanya.

Meski begitu, lanjut Rafiq, kopi kartika juga memiliki kelemahan. Kopi jenis ini membutuhkan asupan pupuk dua kali lipat lebih banyak dari tanaman kopi biasanya. Selain itu, puncak produktivitas kopi kartika terjadi saat pohonnya berusia tiga sampai empat tahun. Jika sudah mencapai usia lima tahun hasil panennya akan menurun. “Bibit kopi kartika sendiri diperoleh dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (PPKK) Jember, Jawa Timur,” jelasnya.

Premi BPJS Kesehatan Naik, Peserta Mulai Turun Kelas

Previous article

Gemawang Jadi Lokasi Percontohan Perumahan di Bentaran Sungai

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman