Kota JogjaNews

Selingkuh di Medsos Dorong Perceraian

0
Facebook menghapus ribuan foto

Yogyakarta – Angka perceraian di Bantul trendnya terus naik. Pengadilan Agama Bantul mencatat, sepanjang Januari hingga September 2017 terdapat 783 kasus cerai gugat dan 277 cerai talak, total keduanya sebanyak 1.060 kasus.

Juru bicara Pengadilan Agama Bantul Yuniati Faizah mengatakan ada beberapa penyebab tingginya perceraian di wilayahnya, yaitu kurangnya peberian nafkah dan ada pihak ketiga. Pihak ketiga ini salah satunya dipengaruhi dari penggunaan media sosial dari pasangan yang berperkara. Pasangan yang mengajukan perkara perceraian di Bantul menyebut  selingkuh pasangannya ketahuan lewat media sosial.

“Banyak (karena Media sosial), ada pihak ketiga. Sekarang trendnya ada di sosmed. Pasangannya itumengaku pasangan mereka konangan selingkuh dari media sosial, FB, WA dan lain lain,” katanya di Lintas Kota Starjogja 101,3 FM kamis (2/11/2017).

Yuniati menjelaskan peningkatan angka perceraian di Bantul ini karena media sosial mencapai 10-15% tahun ini. Menariknya di usia 40-45 juga banyak yang mengajukan perceraian di PA Bantul salah satunya karena aktifitas di media sosial. Selain itu pasangan nikah muda tercatat juga banyak bercerai karena penggunaan media sosial.

“Sekarang ya bagi orang tua harus mengawasi maksimal penggunaan media sosial banyk yang mengajukan cerai ke PA karena mereka belum cukup umur saat menikah,” ujarnya.

Sementara itu Lusia Peppi .Psikolog Yogyakarta mengatakan ada 4 faktor penyebab perceraian yang terjadi saat ini. Pertama pernikahan tidak dimulai dengan dasar yang kuat antar pasangan. Kedua, komunikasi yang buruk. Ketiga, masing masing individu tidak punya gamabran yang jelas saat menikah dan keempat faktor keluarga.

“Komunikasi jadi penting terutama saat ini kita di era internet ya, komunikasi yang buruk antar pasangan juga menjadi faktor tingginya perceraian,” ujarnya.

Lusia mengatakan dengan komunikasi yang baik ini juga harus dibarengi pasangan di media sosial. Perlu ada kearifan menggunakan media sosial. komunikasi yang baik ini akan mepengaruhi kenyamanan dan daya tahan pernikahan pasangan.

“Pasangan itu kan mencari kenyamanan jika tidak aa kenyamanan dia akan mencari ke orang lain. Sementara dalam genggaman tangan kita sudah memiliki kenyamanan dari orang lain,” ujarnya.

Terkait usia mapan yang juga bercerai karena menggunakan media sosial ia perlu melihat kasus per kasus. Namun yang jelas, menurutnya pernikahan dengan dasar yang kuat akan mempengaruhi kekuatan pernikahan. Untuk itu ia mengajurkan bagi psangan agar selalu memupuk lagi hubungan antar personal. Sehingga kesadaran kedua belah pihak dalam emmbina pernikahan akan tetap terjaga.

“Akses informasi itu murah mudah dan cepat. Proses memupuk komunikasi ini harus aktif. Jadi skerang dirutinkan untuk quality time agar tidak masalah. Ya diagendakan nonton bareng atau jalan jalan dengan pasangan,” ujarnya. (YOG/BAY/DEN)

NUFFIC-NESO ajak Mahasiswa Jogja Kuliah ke Belanda

Previous article

Sitaru Menuju Sleman Smart Regency

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja