Kota JogjaNews

Ini Tamaresi, Tandu Penyelamat Bayi Gagal Napas

0
Tandu Penyelamat Resusitasi pada Bayi diperuntukan sebagai alas pemberian resusitasi ( sumber : Humas UGM)

STARJOGJA.COM, JOGJA – Bayi yang baru lahir berpotensi mengalami asfiksia atau gagal nafas. Kasus ini termasuk dalam kasus kegawatdaruratan dan memerlukan tindakan cepat untuk menyelamatkan bayi.

Umumnya tindakan yang dilakukan di bidan praktik mandiri pada bayi yang terkena kasus ini adalah memberikan bantuan napas atau Ventilasi Tekanan Positif(VTP) menggunakan sungkup. Bayi itu kemudian dirujuk ke pelayanan kesehatan tingkat lebih tinggi dengan terus menerima bantuan napas selama perjalanan.

Pemberian bantuan pernapasan tersebut dalam prosedurnya disarankan menggunakan alas yang keras, datar, dan hangat.

Permasalahannya, hingga saat ini belum banyak praktik bidan yang memiliki kendaaraan dan alat khusus untuk merujuk pasien (ambulance)  dan masih menggunakan mobil pribadi bidan. Pemberian VTP dilakukan dengan posisi menggendong bayi karena belum tersedianya alat khusus yang dapat digunakan sebagai alas bayi.

Mengatasi hal tersebut, sekelompok mahasiswa UGM mengembangkan alat yang dapat digunakan untuk mempermudah proses perujukan bayi khususnya pada bayi dengan kasus asfiksia. Alat yang dinamakan Tamaresi, kependekan dari Tandu Penyelamat Resusitasi pada Bayi diperuntukan sebagai alas pemberian resusitasi sehingga diharapkan dapat memudahkan proses perujukan bayi dengan kasus kegawatdaruratan asfiksia.

Alat ini dikembangkan oleh Hanny Afifah (DIV Kebidanan), Madinatul ‘Ilim (DIV Kebidanan), Arina Nursafrina Rahmatina (DIV Kebidanan), Chairul Anis Aribah (S1 Akuntansi), dan Arini Yuni Lastuti (DIV Kebidanan) di bawah bimbingan dosen program studi DIV Kebidanan SV UGM, Diah Wulandari, M.Keb.

Hanny Afifah menerangkan Tamaresi terdiri dari matras dan sarung bedong.

“Alat ini tidak hanya untuk merujuk bayi ke pelayanan kesehatan tapi juga bisa diguanakan kasur bayi portable,” paparnya.

Selain itu, tambah Afifah, Tamaresi bisa digunakan sebagai bedong bayi baik menggunakan alas matras maupun tanpa alas,bahkan matrasnya sendiri pun dapat digunakan sebagai alas pijat bayi.

“Permukaannya yang tidak menyerap airminyak yang digunakan untuk memijat,” katanya.

Alat yang dikembangkan oleh timnya ini, kata Hafifah, diharapkan bisa memudahkan pekerjaan bidan sekaligus bisa manfaat bagi masyarakat orang tua untuk menolong bayinya apabila terkena gagal nafas saat lahir. (DEN/HumasUGM)

Manusia Dan Robot Akan Berkolaborasi Untuk Masa Depan

Previous article

TMMD 102 Kodim 0705/Magelang Dibuka Gubernur Jateng

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja