Esai

Mendadak Memeluk Jokowi Dan Prabowo

0
pencak si;at unesco
Ilustrasi Pencak silat (foto : Satria A)

STARJOGJA.COM, OPINI – Ada keharuan dalam kerinduan yang muncul dalam peristiwa kemarin di ajang Asian Games 2018. Ini terjadi saat Hanifan Yudani Kusumah, pesilat yang baru saja meraih medali emas, mendadak memeluk Jokowi dan Prabowo bersamaan!!

Usai meraih emas, Hanifan terekam kamera langsung berkeliling sambil membawa bendera Merah Putih. Ia pun lalu menyambangi area kursi VVIP. Hanifan bersalaman dengan sejumlah orang, termasuk Jokowi. Setelah itu, Hanifan menyalami dan memeluk Prabowo Subianto. Ia lalu mengajak Jokowi dan Prabowo berpelukan.

Publik pun dibikin tersentak akan kejadian ini. Penonton pun dibikin berteriak dan menyambut baik moment menyejukkan ini. Peristiwa ini seolah membuat waktu berhenti dan kita diajak kembali pada masa-masa indah yang menujukkan sebuah indahnya kebersamaan.

Baca Juga : Asian Games Antara Pemenang, Juara dan Medali

Perbedaan pilihan itu tidak lah harus membuat jurang perbedaan yang besar atau makin lebar. Intinya kita semua adalah saudara. Kedua calon presiden ini sadar atau tidak memang mencoba mempertontonkan pelajaran jika perbedaan itu tak harus menjadi pemisah.

Kejadian ini mungkin tidak banyak berarti sekarang ini, karena situasi politik tentu akan kembali memanas lagi. Apa yang terjadi di antara dua capres ini akan terlupakan oleh pergerakkan riuhnya politik di tahun depan. Panasnya perang antar pendukung pasti tidak terelakkan.

Media sosial pun ditenggarai jadi medan pertempuran yang sengit. Meski tak bisa dicegah sepenuhnya, namun ada banyak harapan agar masyarakat bisa lebih dewasa dalam mendukung pasangan capres-cawapres favoritnya. Media sosial tak seharusnya dipakai untuk kampanye hitam untuk saling menjatuhkan ataupun mematikan lawan. Media sosial harus dipakai untuk menciptakan perdamaian dan menampilkan ide dan gagasan terbaik untuk memajukan negeri yang damai ini.

Citra damai yang dipertontonkan Presiden Jokowi dan Prabowo di arena final pencak silat Asian Games 2018 itu oleh banyak pihak diharapkan berlanjut saat masa kampanye hingga berlangsungnya pemilu presiden 2019. Pemilu 2019 harusnya memang dianggap biasa oleh masyarakat. Pemilu itu seharusnya sebagai ajang memberi penghargaan dan hukuman kepada politikus, dan itu merupakan hal yang biasa.

Buat saya, perdamaian harus tercipta. Pemilu adalah pesta kegembiraan bukan malah membuat takut rakyat apalagi investor. Pilpres itu pesta kegembiraan untuk menawarkan gagasan mana yang terbaik. Karena itu, kita harus melakukannya dengan penuh suka cita bukan dengan baper (bawa perasaan). Roda ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat harus tetap bergulir. Saat didapat pemenangnya maka publik atau para pendukung harus menerimanya. Kalah menang itu adalah sebuah pertandingan, tak jauh beda dengan apa yang terjadi di arena pemilu.

Kembali ke ” pertunjukkan” yang ditunjukkan Prabowo Jokowi. Kita dibikin merinding saat mendengar ekspresi penonton yang menyaksikan secara langsung peristiwa yang boleh disebut langka ini. Kita disadarkan pada sebuah titik, “Apakah benar keriuhan atau bahkan keributan ini yang kita inginkan ?” ” Haruskah Indonesia terpecah karena beda pilihan? ”

Rasanya Publik harus kembali berkaca pada masa – masa kecil kita . Di saat masa kanak-kanak, dimana kita tidak pernah lama berselisih tentang suatu hal. Ribut itu biasa, tetapi kita akhirnya kembali bermain bersama sesudah mencantelkan jari kelingking tanda berbaikan dan kemudian tertawa lebar seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Bermain kembali, tertawa dan gembira bersama.

Mari kita salurkan suara kita ! Jadikan Indonesia itu Hebat dan Besar di atas Semua Perbedaan !!

Bayu

FWD Life Indonesia hadirkan Asuransi Berbasis Digital

Previous article

Waw Anak Lulusan STM ini Kritik DPR Habis-habisan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai