By 
STARJOGJA.COM.LIFESTYLE – Lukisan Mona Lisa terkenal karena 2 hal, senyum misteriusnya dan tatapan matanya yang konon selalu mengikuti ke arah manapun penikmat lukisan menuju.
Dan begitulah alasannya kenapa kemudian lukisan karya Leonardo da Vinci yang juga dijuluki “La Gioconda” ini kemudian menginspirasi sebuah fenomena ilmiah, efek Mona Lisa, efek yang menyebabkan seseorang seolah diamati dimanapun dia berada.
Namun menurut para peneliti dari Universitas Bielefeld di Jerman, sejatinya lukisan Mona Lisa sama sekali tidak memiliki efek itu.
Pada beberapa lukisan, efek Mona Lisa memang terjadi. Namun sebaliknya, pada lukisan abad ke-16 itu, tidak
Dr. Sebastian Loth, anggota kelompok peneliti Sistem Kognitif Sosial mengatakan, “Efeknya sendiri tidak dapat disangkal dan dapat dibuktikan. Akan tetapi, pada Mona Lisa, kami tidak mendapatkan kesan tersebut”.
Para peneliti menyatakan bahwa sang Gioconda tidak mengamati anda secara langsung, karena tatapannya mengarah ke sudut 15 derajat ke kanan kita, kira-kira menatap ke arah telinga atau ke bahu.
Hasil ini didapatkan oleh Dr Sebastian Loth yang mengajak Profesor Dr. Gernot Horstmann untuk mengadakan survei kepada 24 responden. Mereka diajak untuk melihat Mona Lisa di layar computer, tetapi hanya diperlihatkan bagian mata dan hidung untuk kemudian diminta menilai arah pandangannya.
Dari proses tersebut, rata-rata, peserta mengatakan Monalisa mengamati mereka ke sisi kanan pada sudut 15,4 derajat.
Nah. Apa artinya?
Artinya adalah bahwa istilah ‘Efek Monalisa’ adalah istilah yang salah, karena efek itu ternyata menggambarkan keinginan kuat untuk dilihat dan menjadi pusat perhatian oleh orang lain, bahkan jika kita tidak mengenalnya.
Comments