Flash Info

Buat Rencana Pernikahan, Perhatikan Aspek Finansial Ini

0
ketemu jodoh
Ilustrasi pernikahan

STARJOGJA.COM, Info – Idealnya, merencanakan pernikahan bukan hanya perlu didiskusikan dalam satu malam saja. Menganut paham “biarkan mengalir saja” atau “jalani saja” bukan pilihan terbaik, apalagi jika ternyata kamu dan pasangan memang belum memikirkan dan mempersiapkan hal-hal secara matang, karena menikah merupakan komitmen seumur hidup. Jika tidak bersiap, berbagai risiko termasuk perceraian akan makin berpotensi terjadi di rumah tangga nantinya.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan secara serius sebelum menikah dan tinggal bersama adalah aspek keuangan, baik keuangan sendiri maupun keuangan pasangan. Sejumlah penelitian sudah membuktikan bahwa kasus perceraian atau konflik rumah tangga kebanyakan berawal dari masalah finansial.

Data yang dilansir dari Detik mengatakan bahwa pada kurun Januari-Juli 2017, tercatat sebanyak 6000 gugatan cerai di pengadilan agama Cianjur yang ditengarai masalah finansial. Lalu penelitian Love and Money Survey dari Business Insider pada tahun 2011 menuliskan bahwa 63% pasangan merasa tidak Bahagia karena masalah finansial. Selain itu, The Independent, mengutip pernyataan dari seorang konselor relasi bernama Peter Saddington, menulis bahwa masalah ekonomi adalah salah satu dari Sembilan faktor pemicu perceraian.

Data-data tersebut menunjukkan angka fantastis yang menyatakan bahwa pentingnya merencanakan dan mempertimbangkan aspek finansial baik jangka pendek maupun jangka Panjang yang akan dihadapi pasangan, baik menjelang pernikahan, ketika hari H pernikahan hingga saat menjalani kehidupan berumah tangga nantinya. Lalu apa saja perkara finansial yang harus dipertimbangkan bersama pasangan? Berikut panduan untuk memulai diskusi mendalammu dengan pasangan:

1. Memastikan pendapatanmu dan pasangan
Jika kamu dan pasangan adalah pekerja, mungkin hal ini sudah terpola dari gaji bulanan yang didapatkan dan usaha-usaha sampingan yang dimiliki masing-masing jika ada. Namun perlu juga dipertimbangkan, setelah menikah, apakah istri akan tetap diizinkan bekerja seperti biasa? Jika tidak, tentu akan ada perubahan pendapatan. Hal itu juga perlu dijadikan bahan pertimbangan.

Memang biasanya, membicarakan pendapatan adalah hal yang tabu, bahkan antar pasangan sendiri. Namun terkait kehidupan pernikahan, ini justru bahan diskusi paling penting sebelum membicarakan mengenai cara mengelola dan mempersiapkan keuangan saat berumah tangga.

2. Diskusikan sistem menabung dan investasi yang dimiliki
Setelah mengetahui total pendapatan yang akan kalian miliki, selanjutnya diskusikan mengenai cara menabung dan mengelola keuangan masing-masing. Ada mindset finansial yang harus kamu ubah ketika kamu memasuki dunia pernikahan: jika sebelumnya kamu menabung dan berinvestasi dengan uang sisa dari pendapatanmu, sekarang kamu harus dengan sengaja dan rutin menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi sebelum kamu menggunakan pendapatan untuk hal lain.

Ketahuilah bahwa saat sudah menikah nanti, kehidupanmu bukan hanya tentang dirimu sendiri tapi antara kamu, pasangan, anak dan bisa jadi keluarga pasangan. Apalagi tidak ada yang tahu jika suatu saat kamu akan jadi generasi sandwich atau penyangga ekonomi dua keluarga sekaligus. Kamu dan pasangan harus memikirkan perkara pengelolaan finansial ini hingga jangka Panjang sekalipun.

3. Pastikan cicilan
Kamu dan pasangan harus saling mengetahui dan memahami mengenai cicilan, kartu kredit dan hutang yang dimiliki masing-masing, jika ada. Seperti berapa lama jangka pembayaran cicilan kartu kredit, kapan tanggal jatuh tempo, bagaimana ritme pembayaran cicilan bulanan tersebut selama ini, lalu berapa banyak hutang dan tagihan kartu kredit yang ada.

Ini bisa jadi bahan pertimbanganmu untuk melenggang ke langkah selanjutnya bersama pasangan, karena menunjukkan apakah pasangan bertanggung jawab dengan pengeluaran dan hutang-hutangnya. Usahakan memberi waktu pasangan untuk menyelesaikannya, atau pastikan pasangan memiliki strategi yang pasti dalam menyelesaikan tagihan-tagihan bulanan tersebut.

4. Mempersiapkan pengelolaan pengeluaran
Jika kamu dan pasangan memastikan untuk tetap bekerja setelah menikah, pastikan bagaimana dua pendapatan dikelola untuk pengeluaran rutin seperti sembako, tagihan kartu kredit, cicilan dan lainnya. Pastikan juga untuk melakukan pencatatan dan penganggaran dana. Ini juga berguna untuk dapat menyisihkan pendapatan untuk dana darurat.

Dana darurat memang sebaiknya dimiliki oleh semua orang pada umumnya, dan menjadi lebih urgen untuk dimiliki pasangan yang menikah. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya baik diantara kamu dan pasangan atau di keluargamu dan pasangan. Dana darurat ini juga sebaiknya dalam bentuk tunai atau bisa langsung dicairkan secepatnya.

5. Membuat rencana keuangan lainnya
Seperti yang sudah disebutkan, membicarakan perkara finansial saat menikah berarti membicarakan perencanaan untuk jangka Panjang atau di masa mendatang. Misalnya dana pensiun Pendidikan anak atau liburan keluarga. Salah satu perencanaan keuangan yang baiknya kamu lakukan adalah dengan membuat asuransi. Karena asuransi dapat menjadi investasi paling mudah bagi diri sendiri dan keluarga. Selain itu, asuransi bisa mengurangi risiko keuangan seperti ketika harus menjalani pengobatan atau perawatan.

Saat sudah berkeluarga, apalagi memiliki anak, prioritas tentunya akan berubah. Pertimbangkan untuk memiliki asuransi keluarga yang memberikan perlindungan bagi seluruh anggota keluarga.

Selamat menempuh hidup baru!

Penggemar Alien Mulai Berdatangan untuk ‘Storm Area 51’

Previous article

Karang Taruna Ajak Milenial Kembangkan Social Enterpreneur

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info