Techno

Orang Tua Harus Dampingi Anak saat Akses Internet

0
anak akses internet
A man inspects the Apple iPhone 6 Plus at an electronics store in Mumbai, India, July 23, 2015. With only a tiny share of the world's fastest-growing major smartphone market, Apple Inc is stepping up its push into India, with a first targeted TV advertising campaign, expanded retail network and promotional financing schemes. To match APPLE-INDIA/ REUTERS/Danish Siddiqui

STARJOGJA.COM, Info – Orang tua perlu melakukan pendampingan terhadap anak dalam mengakses internet selama masa libur sekolah terkait Covid-19. Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar mengatakan intensitas penggunaan internet di seluruh dunia, termasuk Indonesia meningkat di masa pandemi.

Internet menjadi komoditas penting untuk membantu para pekerja yang harus bekerja dari rumah dan juga anak-anak yang mengikuti program Belajar di Rumah (BdR).

Namun, kata dia, masyarakat khususnya orang tua harus perlu mewaspadai ancaman di balik ketergantungan anak-anak dengan internet pada masa karantina saat ini. Orang tua atau pengasuh anak harus semakin aktif melakukan pendampingan dan membangun komunikasi positif dengan anak saat menggunakan internet, baik selama proses BdR, maupun di luar proses BdR.

“Penggunaan internet, selain memiliki manfaat juga memiliki dampak negatif, seperti konten pornografi, kejahatan seksual dan eksploitasi terhadap anak, dan grooming,” tuturnya, Sabtu (25/4/2020).

Menurutnya orang – orang yang tidak memiliki niat melakukan hal negatif, di dalam jaringan internet bisa menemukan tawaran ke perbuatan negatif. Oleh karenya pendamping harus memaksimalkan peran keluarga untuk menghindari masalah baru tersebut ketika anak lama berada di rumah.

Nahar menambahkan, selain menghindarkan anak dari konten negatif di internet, orangtua sebisa mungkin mampu membuat aktivitas BdR menjadi lebih menyenangkan, dan bantu ajarkan anak-anak menyelesaikan tugas belajar.

“Jika anak mendapatkan tugas belajar yang berat, bantu ajarkan mereka untuk menyelesaikan tugas tersebut, namun jangan sampai keseluruhan tugas tersebut dikerjakan orangtua. Oleh karenanya, harus ada komunikasi positif dan kesepakatan yang dibangun antara orangtua dengan anak. Apapun kondisinya, semua instrumen pembelajaran bagi anak harus dapat dilakukan sebaik mungkin,” terangnya.

Sementara itu, Spesialis Perlindungan Anak United Nations Emergency Children’s Fund (Unicef) Indonesia, Astrid Gonzaga Dionisio mengatakan bahwa momen BdR merupakan kesempatan bagi orang tua dan pengasuh anak untuk mendampingi anak–anak, terutama dalam proses belajar mereka yang dilakukan melalui internet.

“Sebenarnya BdR dapat menjadi kesempatan bagi orangtua atau pengasuh anak untuk bisa mendampingi anak-anak secara langsung saat melakukan proses pembelajaran. Bagi orang tua tidak ada kata terlambat atau gagap teknologi. Mari belajar menggunakan internet untuk dampingi anak-anak kita. Antara orangtua dan anak juga harus membuat kesepakatan terkait kapan dan berapa lama anak-anak menggunakan internet. Kita harus menjadi tempat yang pertama, baik secara online atau offline bagi anak kita untuk mencurahkan isi hatinya,” katanya.

Sumber : Bisnis

Bantuan Penanganan Covid-19 Capai US$77,49 Juta

Previous article

Hasil Rapid Test DKI Jakarta Ada 2.879 positif

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Techno