Kota JogjaNews

Ini Protokol Kesehatan di Kegiatan Kebudayaan

0
Wayang Kolaborasi
Dalang, Ki Manteb Soedharsono ( FOTO : M. Ferri Setiawan/Solopos)

STARJOGJA.COM, JOGJA – Dinas Kebudayaan DIY siapkan kegiatan kebudayaan dengan protokol pencegahan penularan Covid-19. Upaya ini sebagai salah satu apresiasi kepada pelaku seni dan budaya di DIY.

Kabid Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya, Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan jika upaya tersebut dilakukan untuk pembelajaran baik bagi Dinas Kebudayaan maupun masyarakat terkait dengan bagaimana mengapresiasi pertunjukan maupun pergelaran wayang kulit maupun wayang orang di tengah pandemi Covid-19.

Disbud DIY, akan menyiapkan beberapa konsep pertunjukan kebudayaan di tengah pandemi Covid-19. Di antaranya, menggunakan live streaming dan pertunjukan dengan terlebih dahulu sudah direkam aksi pertunjukan.

“Kalau live streaming kan real time. Ini juga menjadi pembelajaran baru bagi pelaku seni maupun masyarakat. Kalau live streaming kan tidak bisa direkayasa. Makanya, kami harus siap 100 persen. Kedua pertunjukan yang sudah di-tapping sebelumnya,” terang Dian.

Menurut Dian, kegiatan kebudayaan yang menggunakan sistem live streaming mendapatkan atensi yang cukup tinggi jika dibandingkan masyarakat yang melihat pertunjukan yang sudah direkam sebelumnya.

“Untuk acara-acara yang digelar secara live streaming penontonnya memang banyak, itu terlepas dari komunitas pelaku seni yang main, dan faktor tokoh yang bermain di situ. Tapi secara garis besar penonton live streaming lebih banyak ketimbang tapping,” ungkap Dian.

Pementasan wayang kulit maupun orang menggunakan konsep daring artinya tidak ada yang menonton secara langsung. Pihaknya juga akan meninjau bagaimana respons masyarakat dalam mengapresiasi pertunjukan kebudayaan secara daring.

“Apakah mereka akan kehilangan sense-nya. Kita mulai mencoba beradaptasi dengan konsep itu (daring). Nanti ada juga sistem yang mendatangkan penonton tapi sifatnya terbatas. Terkait dengan kapasitas ruang yang nantinya akan digelar oleh komunitas Pepadang di Sasono Hinggil,” terang Dian.

Pergelaran pertunjukan kebudayaan juga seyogianya akan beradaptasi terkait dengan durasi. Pertunjukan seperti wayang yang biasanya durasi pertunjukannya bisa sampai sehari semalam kemungkinan besar akan dikurangi durasinya.

“Jam 10 malam kan kalau versi gugus tugas aktivitas sudah harus selesai. Pertunjukan wayang dengan dipotong durasinya akan diujicobakan oleh Disbud DIY. Jadi, seberapa pakem yang bisa dipertahankan kemudian dikompromikan dengan protokol pencegahan penularan Covid-19,” tutup Dian.

Prosedur Pelaksanaan Pentas

Ia menambahkan jika pelaksanaan pentas dilakukan dalam rangka mengakomodasi kegiatan seniman yang tidak berkarya berkesenian selama masa pandemi Covid-19 dengan aturan dan prosedur yang telah disepakati.

Semua pentas dilakukan secara daring atau virtual dengan melibatkan seniman yang terbatas dengan tidak mengurangi unsur dan inti dari lakon yang dipentaskan. Dinas Kebudayaan DIY berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten maupun kota dan Pepadi DIY terkait jumlah pentas dan siapa yang berhak menyelenggarkaan pentas daring.

“Beberapa aturan dan prosedur akan dibuat dalam bentuk petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis. Untuk pentas wayang kulit dan wayang wong, perlu dibuat tim khusus yang terdiri dari tim Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Kebudayaan Kabupaten atau kota dan tim seniman dengan susunan dan tugas sebagai berikut,” terangnya.

Tim keamanan bertugas untuk mengatur lalu lintas orang atau pemain. Tim Teknis atau IT terdiri dari kru inti atau bagian syuting dan tata letak selama pentas. Tim panitia pelaksana bertugas mengkoordinir pemain agar bisa memainkan perannnya masing-masing selama pentas. Pentas dilakukan dalam ruang tertutup dan durasi yang dibatasi.

Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pementasan wayang kulit sendiri di antaranya, dipastikan H-1 sebelum pentas, ruang pentas disterilkan (misal dengan penyemprotan menggunakan desinfektan). Pengecekan suhu badan semua personel sebelum memasuki ruangan pementasan. Semua pemain wajib menggunakan masker kecuali dalang dan sinden. Semua pengrawit wajib menggunakan sarung tangan.

“Semua pemain wajib cuci tangan sebelum masuk ke ruangan. Pementasan dilakukan pada ruang tertutup (pintu tertutup) supaya tidak mengundang penonton luar untuk datang dan melihat. Pembatasan personel yang terlibat dalam pementasan,” terang Dian.

Untuk wayang kulit, lanjut Dian, yang terlibat diantaranya dalang satu orang, pengrawit sebanyak 12 orang, sinden sebanyak 3-5 orang, kru panggung dan sound system, serta kru IT.

Uji Coba Pembukaan Wisata Gunungkidul Diperpanjang

Previous article

Code Atma, Game Horor Karya Pengembang Indonesia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja