News

Ratusan Tenaga Kesehatan Jogja Terpapar Covid-19

0
FKKMK UGM
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman, mengadakan deteksi Covid-19 untuk tenaga kesehatan puskesmas dan komunitas di Kabupaten Sleman dengan menggunakan alat RDT buatan UGM sendiri. - Antara

STARJOGJA.COM, Info – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja menyebut ratusan tenaga kesehatan (nakes) di wilayah setempat dilaporkan terpapar Covid-19 sejak Mei lalu. Ratusan nakes itu tersebar di rumah sakit rujukan Covid-19, Puskesmas, maupun instansi kedianasan.

Kepala Dinkes Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani mengatakan, kondisi tersebut membuat pihaknya kewalahan. Target vaksinasi disebut melambat karena kurangnya jumlah nakes. Fasilitas Puskesmas pun secara bergantian buka tutup akibat nakes yang terpapar Covid-19.

“Semua bertumbangan ini. Puskesmas kan gantian buka tutup karena banyak yang terkena. Sejak Mei kemarin ada 100 lebih. Di Dinkes juga banyak,” kata Emma, Rabu (21/7).

Baca juga : Pemkab Bantul Cairkan Insentif Tenaga Kesehatan

Puskesmas yang nakesnya terpapar Covid-19 disebut Emma cukup merata. Akibatnya mereka membatasi operasional layanan kepada masyarakat. Bahkan, jika jumlah nakes yang terpapar cukup banyak, Puskesmas akan menutup sementara layanan operasionalnya.

“Kemarin yang sempat tutup itu Kotagede 2, Mantrijeron 1, Gondokusuman, Umbulharjo 2. Itu semua statusnya sudah divaksin, kan nakesnya duluan,” kata dia.

Ia berencana memulai pemberian vaksin dosis ketiga kepada para nakes di Kota Jogja. “Ini masih menunggu untuk booster vaksin ketiga. Pakai vaksin moderna,” ujarnya.

Selain meminta agar menaati protokol kesehatan, kata dia, masyarakat harus mengurangi mobilitas. Sebab varian delta yang penyebarannya lebih cepat telah masuk ke DIY.

“Satu-satunya jalan mobilitas ditekan dan taat protokol kesehatan. Paling tidak 14 Hadi enggak bertemu hilang nanti,” katanya.

Emma juga mengakui bahwa pelaksaan PPKM Darurat belum berjalan dengan optimal. Meski telah ada penurunan mobilitas dari merah menjadi kuning, namun penambahan kasus masih cukup signifikan di wilayah setempat.

“Kita kan ditarget mobilitas turun 50 persen dan memang sudah berubah menjadi 30 persen. Tapi kan penambahan kasusnya masih ada terus. Apalagi yang sekarang ini sebaran kasusnya lebih cepat,” ungkapnya.

Sumber : NakesHarianjogja

Hoaks Air Kelapa Bisa Sembuhkan Covid-19

Previous article

Lurah di Bantul Turun Menjadi Tim Pemulasaran Covid-19

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News