FeatureHealth

Alasan Bayi Perlu Mendapatkan Vaksin PCV

0
vaksin PCV
STARJOGJA.COM, Info –  Penyakit pneumonia atau radang paru-paru merupakan penyakit penyebab kematian bayi tertinggi di dunia. Karenanya, bayi perlu mendapatkan vaksin PCV (pneumococcal conjugate vaccine) untuk meminimalisir risiko pneumonia.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Endang Sri Rahayu menuturkan, selain dapat mencegah pneumonia, vaksin PCV juga dapat mencegah meningitis. Terlebih, usia balita merupakan periode rentan terinfeksi penyakit pneumonia.

“Lebih banyak memang pada bayi, karena daya tubuhnya masih ini nggih (lemah),” ujarnya.

Baca juga :Vaksinasi PCV Masuk Program Rutin, Ini Manfaatnya

Pneumonia pada bayi ditandai dengan beberapa indikasi. Orang tua harus segera waspada ketika bayi mengalami gejala-gejala seperti demam, batuk, hingga kesulitan bernapas.

“Itu pertama adalah demam nggih. Demam, batuk, pilek, itu harus segera aware ya orang tua. Kemudian ada tanda-tanda kesulitan bernapas. Salah satu tandanya, kalau (bayi) dibuka bajunya ada tarikan ke dalam. Jadi mengkis-mengkis ya,” jelas Endang.

Endang menyayangkan paradigma masyarakat yang acap kali menyepelekan gejala-gejala seperti demam dan batuk. Padahal, paradigma semacam ini perlu diubah.

“Kadang-kadang, masyarakat kita (untuk) demam tadi ya, ’Oh iki arep tambah akal, tambah pinter.’ Ini yang sangat disayangkan,” keluhnya menirukan.

Menyambung penjelasan dr. Endang, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Yogyakarta, drg. Arumi Wulansari, M.PH. menyebut beberapa faktor yang dapat menyebabkan pneumonia. Selain usia, drg. Arumi juga menuturkan bahwa pemberian ASI non-eksklusif, ketidaklengkapan imunisasi, kepadatan hunian, polusi udara, minimnya ventilasi, serta rendahnya berat badan saat lahir dapat meningkatkan risiko infeksi

Selain itu, kontak dengan orang-orang sekitar juga perlu diperhatikan. Mengingat, pneumonia dapat menular melalui percikan droplet penderita. Anak perlu dijauhkan dari penderita batuk sebagai salah satu langkah pencegahan.

“Menjauhkan anak dari penderita batuk, itu yang pertama. Kemudian memberikan ASI eksklusif. Ada fasilitas memerah ASI, nah itu bisa dilakukan sampai anak usia dua tahun. Kemudian pemberian asupan bergizi dan selanjutnya adalah PHBS (praktik hidup bersih dan sehat. Itu wajib di mana-mana ada,” jelas Arumi detail.

Arumi menyoroti terkait pemberian makanan bergizi pada anak. Menurutnya, orang tua perlu kreatif dalam memodifikasi menu agar kebutuhan gizi anak tercukupi.

“Yang perlu diperhatikan orang tua adalah bagaimana keanekaragaman pangan atau gizi ini bisa diberikan pada anak. Bagaimana orang tua bisa memodifikasi makanan sehingga bisa memenuhi nilai gizi yang baik / seimbang,” pesannya.

Vaksin PCV bagi masyarakat Kota Yogyakarta merupakan hal baru. Meski telah rilis di Nusa Tenggara Barat (NTB) lima tahun silam, pertama kalinya Kota Yogyakarta menyelenggarakan vaksinasi ini. drg. Arumi tak menampik bila hal ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

“Karena ini imunisasi baru ya, pasti di masyarakat ada keraguan, ada ketakutan. Jangankan yang baru, yang lama aja mungkin masih ragu-ragu. Masih nggak mau,” komentarnya sembari bercanda.

Arumi dan pihaknya kini terus menggenjot upaya sosialisasi dan edukasi masyarakat. Ia menilai bahwa kegiatan ini harus dilakukan secara terus-menerus dan menyeluruh. Alhasil, dirinya pun mengimbau agar faskes-faskes (fasilitas kesehatan) terkait perlu turut menggerakkan sosialisasi ini.

Sementara itu, Endang menyampaikan bahwa vaksin PCV ini akan diprioritaskan pada bayi kelahiran per 1 Juli 2022. Nantinya, vaksin ini akan diberikan dalam tiga dosis secara bertahap.

“Dosis pertama usia dua bulan. Kemudian dosis keduanya usia tiga bulan, dan dosis ketiganya usia satu tahun. Jadi praktis kalau kelahiran 1 Juli ini, nanti September boleh diberikan vaksin,” terangnya.

Orang tua tak perlu risau dengan kesehatan anak pasca vaksinasi nanti. Menurut Endang, efek yang ditimbulkan amatlah ringan dan cenderung aman. Untuk periode awal, orang tua dapat memperoleh vaksin PCV melalui Puskesmas dan rumah sakit tertentu.

“Sementara baru akan direncanakan dilakukan di Puskesmas dan beberapa rumah sakit besar. Karena ini masuk imunisasi rutin, pada saatnya nanti bisa ke yang lain (faskes),” jelasnya.

Selain PCV, bayi dalam usia 2-3 bulan juga akan mendapat vaksin lain, yaitu polio dan pentavalen. Pemberian tiga vaksin sekaligus bermanfaat untuk mengurangi frekuensi sakit pada bayi akibat suntikan. Selain itu, juga untuk meminimalisir kunjungan ke faskes.

“Anak lebih nyaman, jadi tidak berkali-kali,” kata Endang.

Lebih lanjut, Arumi menambahkan bila untuk mengakselerasi proses sosialisasi ke masyarakat, Dinkes Kota Yogyakarta akan menggandeng berbagai elemen masyarakat. Selain PKK dan Kelurahan Siaga, Dinkes juga akan merangkul Kader Kesehatan untuk terlibat.

Di samping itu, aktivitas sosialisasi lewat media sosial tak kalah aktif. Informasi seputar vaksin dapat diakses lewat akun instagram @promkeskotajogja.

“Jadi minggu ini kita udah sharing rangkaian infografis tentang PCV. Apa-apa yang perlu diketahui boleh diakses di situ,” tandas Arumi bersemangat.

 

Penulis : Muhammad Imam Khoirul Mutaqin

Bayu

Berkas Cagub dan Cawagub semua Memenuhi Syarat

Previous article

Faskes Award, Apresiasi BPJS untuk FKTP dan FKTL

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature